KBRT – Capaian pendapatan pariwisata Kabupaten Trenggalek sepanjang 2025 belum menunjukkan tren positif. Hingga memasuki awal Desember, pemasukan baru berada di kisaran 60 persen atau sekitar Rp 5,9 miliar dari target yang ditetapkan sebesar Rp 9,3 miliar.
Realisasi tersebut turun dibanding tahun 2024, ketika target pemerintah daerah berada pada angka Rp 8,5 miliar dan berhasil ditutup dengan capaian Rp 7,66 miliar.
Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik dan Destinasi Pariwisata Disparbud Trenggalek, Tony Widianto, menilai bahwa performa pendapatan tahun ini belum memenuhi harapan.
“Tahun ini kami targetnya 9,3 miliar, tapi sampai saat ini masih kurang lebih 60 persen. Masih di bawah 65, padahal ini sudah Desember,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penurunan kunjungan terjadi di banyak daerah akibat melemahnya kemampuan belanja wisatawan. Kondisi ini berdampak langsung pada kontribusi pendapatan daerah.
Selain itu, bertambahnya destinasi baru di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) — mulai Tulungagung, Blitar, hingga Malang — membuat persaingan semakin ketat dan memengaruhi pilihan wisatawan.
“Secara global ada penurunan daya beli wisatawan, kemudian bermunculannya objek-objek baru di JLS yang menjadi daya tarik baru bagi wisatawan,” jelas Tony.
Cuaca juga menjadi faktor penghambat. Hujan yang kerap turun pada akhir pekan menyebabkan jumlah kunjungan di kawasan pesisir selatan tidak stabil.
“Cuaca sangat terpengaruh. Kita alami sendiri, Sabtu–Minggu sering kali hujan di pesisir selatan,” katanya.
Dengan sisa waktu yang semakin mepet, Tony menyebut peluang mencapai target pendapatan tahun ini cukup tipis.
“Untuk tahun ini saya tidak berani optimis… Ya cuma berdoa, mudah-mudahan di sisa waktu masih ada lonjakan,” ujar dia.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor: Zamz















