Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Ubah Tarif Sebelum BBM Naik, Pelaku Ojek Online Lokal Trenggalek Senyum Lebar

Kabar Trenggalek - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mendapatkan penolakan dari kalangan masyarakat. Namun berbeda dengan pelaku ojek online lokal Trenggalek, Blojek, yang sudah mengubah tarif sebelum kenaikan BBM. Antisipasi dampak demikian membuat driver masih bisa senyum lebar.Manajemen Blojek, Ryan Rizky Ardian Novika Putra, mengatakan sebulan sebelum BBM Pertalite naik menjadi Rp 10 ribu per liter dan Pertamax naik menjadi Rp 14.500 per liter, sudah keluar wacana terkait perubahan tarif ojol dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).Warga Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan, itu mengaku, wacana itu pun ditangkap Blojek untuk mengubah tarif jasa ojol. Akan tetapi, perubahan tarif itu tidak tidak terlalu tinggi, sebab masih berada di bahan aplikasi ojok kompetitor lain."Terus kami mengacu itu, akhirnya kami melakukan perubahan tarif. Meskipun di beberapa fitur ada kenaikan tarif tapi tarif blojek masih lebih murah dibandingkan dengan kompetitor," ujar Ryan.Siapa sangka wacana kenaikan tarif dari Kemenhub dibatalkan. Sedangkan Ryan telah menaikkan tarif per awal Agustus lalu. Untuk itu, ia memilih untuk melakukan pemantauan selama sebulan untuk melihat permintaan pasar."Namun dalam dinamikanya, kenaikan tarif tidak ada kendala. Jadi, kami teruskan untuk menaikkan harga tarif ojol," ungkap Ryan.Kenaikan harga tarif pun mempengaruhi margin keuntungan dari para driver ojol. Sehingga ketika pemerintah secara resmi menaikkan harga BBM bersubsidi, tarif jasa ojol masih ada selisih untung. Para driver pun tidak begitu terdampak khususnya untuk pengguna BBM subsidi jenis Pertalite.Sedangkan ada pula driver ojol yang menggunakan jenis BBM Pertamax. Khusus driver yang satu ini, kata Ryan, menjadi kalangan yang benar-benar terdampak bahkan terancam minus atau merugi akibat adanya kenaikan BBM."Kalau untuk perbandingan, margin untung untuk driver sebelumnya itu ojek motor di kisaran Rp 6000 - Rp 6500 per order, sekarang bisa mendapatkan Rp 7500 - Rp 8500. Sedangkan untuk jasa pengiriman makanan, ada keuntungan Rp 1000 - Rp 1500 keuntungan dari driver," jelasnya.Selama ini, Blojek masih mendominasi di lokal Trenggalek. Ada sekitar 30 driver yang beroperasi aktif tiap harinya. Namun ojol lokal Kota Alen-Alen ini juga mulai pelebaran wilayah ke lintas daerah, misal Tulungagung, Kediri, Malang, Surabaya, atau Yogyakarta.Pelebaran itu, kata Ryan, belum seluruhnya berjalan optimal karena operasional secara aktif masih terjadi di Kabupaten Tulungagung."Saat ini berjalan maksimal ada di Tulungagung karena yang aktif antara 10 - 20 driver, sementara untuk kota lain masih dalam pengembangan," ungkap pria kelahiran tahun milenium baru, 2000, itu.Tak jauh beda seperti yang terjadi di Kota Alen-Alen, para driver Blojek lintas daerah tidak terkena imbas yang signifikan. Kendati ada kenaikan harga makanan, harga itu bukan lagi kewenangan dari penyedia aplikasi ojol. Sehingga, kenaikan dibebankan kepada konsumen."Kalau pihak manajemen sudah memberikan kemudahan dan efisiensi harga. Kita cuma mengambil 10 persen dari mitra resto," ujarnya.Kondisi ojol lokal Kota Alen-Alen pun berbeda dengan daerah-daerah lain. Ryan tak memungkiri adanya aksi demonstrasi tentang penolakan kenaikan BBM seperti yang terjadi jabodetabek.Menurut Ryan, kekecewaan para driver ojol itu akibat pengurungan perubahan tarif ojol sebelum BBM benar-benar dinaikkan oleh pemerintah.Ryan kini lebih memilih untuk menunggu perkembangan kebijakan dari pemerintah, karena informasi tentang pemberian subsidi bagi para driver ojol belum jelas."Kalau untuk itu, kami dari pihak manajemen juga belum begitu tahu. Masih cari-cari informasi, itu kebijakan pemerintah tapi belum ada petunjuk untuk mendapatkannya melalui website atau apa," tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *