Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) keluarkan surat imbauan pembongkaran tugu pencak silat. Akan tetapi, imbauan itu menuai pro dan kontra.
Menanggapi imbauan demikian, Ketua Pagar Nusa (PN) Trenggalek, menegaskan bahwa tugu yang ada di Trenggalek tak banyak, sehingga tidak mempermasalahkan imbauan.
Amin Tohari, Ketua Pengurus Cabang (PC) Pagar Nusa Trenggalek, bakal mengikuti aturan dan pemerintah soal perobohan tugu pencak silat. Namun, langkah perobohan itu adalah solusi terakhir.
"Kami menyarankan tidak harus dirobohkan, diganti dengan logo Pancasila yang sifatnya nasionalis dan memunculkan wawasan kebangsaan," papar Amin Tohari saat dikonfirmasi.
Sebagai banom organisasi besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, Pagar Nusa mengikuti imbauan pemerintah. Menurut Amin Tohari, koordinasi Kesbangpol Trenggalek masih sebatas inventarisir belum eksekusi.
"Belum ada koordinasi mendalam, hanya meminta jumlah dan lokasi dimana. Kami juga belum sosialisasi ke Pengurus Anak Cabang [PAC] maupun Ranting," tegasnya.
Katanya, tugu Pagar Nusa di Kota Alen Alen Trenggalek kurang lebih 50. Ia juga menerima lapang dada jika pendirian tak berizin atau menyalahi aturan untuk dibongkar atau diganti dengan logo pancasila.
Pria yang duduk di Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Trenggalek itu menyampaikan, kondisi saat ini ada yang sudah mengganti tugu perguruan menjadi logo pancasila. Ungkap Amin, keberadaan tugu sudah lama, namun karena ada masalah pribadi, akhir-akhir ini menjadi pemicu keributan.
"Kami akan memberikan informasi kepada warga Pagar Nusa di bawah, dan kami imbau jangan mengambil sikap yang ekstrem kemudian dapat mengganggu kondusifitas," tandasnya.