Tuangkan Ekspresi, Wall Wull Street Gambar Bareng di Stadion Menak Sopal Trenggalek
Para seniman muda Trenggalek yang tergabung dalam Wall Wull Street melangsungkan kegiatan gambar mural dan graffiti bareng. Mulai Minggu hingga Senin (07-08/04/2024), mereka menuangkan ekspresi seni jalanan di tembok Stadion Menak Sopal Trenggalek.Zayinul Muhajibin, Ketua Wall Wull Street, mengatakan kegiatan gambar mural dan graffiti itu dalam tajuk Feeding that Wall 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar seniman muda."Tujuannya untuk ngumpul bareng lagi, karena sekian lama gak aktif bareng, gak gambar-gambar bareng. Belum sempat kumpul bareng, karena kuliah dan sibuk sendiri-sendiri," ujar Aji saat ditemui Kabar Trenggalek.Aji mengatakan, dalam Feeding that Wall 2024 ada seniman muda Trenggalek yang turut terlibat, seperti Aji sendiri dengan nick name Zain. Kemudian ada Halo Peck, Felix, Hani, Nems, dan Keven. Selain itu, mereka mengajak seniman dari luar kota seperti Growoak (Tulungagung), Bern, dan Novs (Blitar).Stadion Menak Sopal sebagai dipilih sebagai tempat gambar mural dan graffiti karena lokasinya gampang dijangkau oleh para seniman muda. Aji dan teman-temannya ingin memperindah tembok yang warnanya sudah pudar.[caption id="attachment_71873" align=aligncenter width=1280] Felix sedang melakukan proses pembuatan karya mural di tembok Stadion Menak Sopal Trenggalek/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Pemilihan lokasi di stadion karena massanya [yang gambar] lebih banyak, terus tembok yang sekiranya bisa dimintai izin dan strategis. Sebelumnya di tembok ini udah ada gambarnya kemarin, tapi udah mbulak [pudar]," terang pemuda asal Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari itu.Aji menyebutkan, Wall Wull Street sudah mendapatkan izin untuk gambar mural dan graffiti dari Bupati Trenggalek. Dalam kegiatan seni jalanan di Stadion Menak Sopal itu, mereka juga bersurat resmi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)."Kemarin izin dan dapat di-acc. Izinnya Kemarin langsung ke Pak Bupati. Sama Dinas Pariwisata disuruh bikin surat untuk legalitas, untuk lebih enak kalau ditanya warga atau ada apa-apa sudah ada izinnya," jelas Aji.Aji dan seniman muda di Trenggalek senang bisa mendapatkan ruang berkarya untuk seni jalanan. Sebab, ia melihat jarang ada tembok di Trenggalek yang lebar dan panjang untuk dijadikan media seni jalanan. Selain itu, selama ramadhan mereka sering mengikuti gambar bareng di luar kota."Tour gambar ke luar kota, kayak di Blitar. Seperti jamming bareng di Kediri, Tulungagung. Ada jamming bareng terus hadir di situ saat ramadan," ucap Aji.Aji berharap, Wall Wull Street ke depannya bisa lebih aktif lagi dalam berkarya. Apalagi, masyarakat Trenggalek sudah mulai memberikan antusiasme kepada karya-karya seni jalanan.[caption id="attachment_71875" align=aligncenter width=1280] Hani sedang membuat karya mural dengan sosok perempuan dan kucing/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Ada antusiasme dari masyarakat, seperti kemarin yang berhenti di bahu trotoar, lalu mengapresiasi bagus karya kami," kata Aji.Aji mengaku, berkarya seni di jalanan bisa membuatnya merasa bebas untuk menuangkan ekspresi. Sebagai anak muda, ia ingin bebas berkesenian tanpa ada kekangan."Lebih bebas. Kalau berkarya di jalan jalan tuh lebih bebas saja, enggak harus ada tuntutan. Ekspresikan dengan apa yang saya pikirkan lalu dituangkan di jalan," ujar Aji.Wall Wull Street juga membuka ruang untuk masyarakat yang ingin belajar berkarya seni. Bagi masyarakat yang ingin bergabung dengan Wall Wull Street, bisa langsung menghubungi melalui media sosial serta mengikuti kegiatan yang diadakan bersama."Caranya ya gabung-gabung aja. Nanti fleksibel, kadang nongkrong di warung kopi. Bisa DM Instagram atau langsung WhatsApp," katanya.Wall Wull Street berharap, ke depannya seni jalanan bisa diterima dan dipandang baik oleh masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa memahami bahwa anak muda bisa berkarya dengan cara-cara yang menyenangkan seperti gambar mural dan graffiti."Harapan ke depan, mungkin dipandang baik lagi oleh masyarakat, lebih diterima oleh masyarakat umum. Dan kami bisa bebas nuangin karya-karya graffiti dan mural," tandas Aji.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *