Daftar Isi [Show]
Pro dan Kontra Street Art
Aji dan teman-temannya di Wall Wull Street menyadari bahwa ada masyarakat menerima maupun tidak menerima karya mereka. Tapi, selama ini mereka selalu berani dan tidak menyerah untuk menjelaskan apa itu aliran seni "Street Art"."Respons masyarakat ada yang setuju ada yang enggak. Ada juga yang lebih senang, apalagi gambar di tembok yang rapuh. Setelah digambari, itu jadi bagus lagi," ucap Aji."Kalau yang gak setuju mungkin lebih ke 'tembok apik kok dicoret-coret' mungkin dianggap lebih ngotori lah, lebih gak enak dipandang lah. Temen-temen menghadapinya, kalau ada yang seperti itu besoknya dibagusi lagi," imbuhnya.Awalnya, anggota Wall Wull Street melakukan gambar awal sebagai tanda, atau istilahnya tagging. Jika ada pihak yang komplain atau gambarnya dihapus oleh seseorang, maka tidak akan diteruskan untuk menggambar."Kalau tidak diapa-apakan, besoknya digambar. Kan cuma menandai tempat itu dengan tagging. Masyarakat mungkin mengiranya itu dicoret biasa, padahal besoknya mau digambar," tegas Aji.Wall Wull Street membuktikan bahwa mereka tidak sekedar melakukan corat-coret, atau vandalisme yang dipandang buruk oleh masyarakat. Wall Wull Street juga bisa menciptakan karya seni aliran "Street Art" yang bagus.Salah satunya, Wall Wull Street berkolaborasi dengan Kabar Trenggalek untuk menggambar bersama di Kantor Kabar Trenggalek pada 30 Juni 2022 kemarin."Kemarin kita kolaborasi dengan Kabar Trenggalek untuk gambar bareng. Ini yang kedua kalinya sih. Yang pertama itu bareng OG LAB," kata Aji.Wall Wull Street mulai menggambar di tembok garasi Kabar Trenggalek pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Aji menjelaskan, ada berbagai proses yang dilakukan hingga menjadi gambaran yang bagus."Pertama ngeblok temboknya pakai cat warna hijau. Setelah itu teman-teman menggambar sketsa font [tulisan] dan karakter karya seninya masing-masing, dari konsep yang sudah ditentukan," jelas Aji."Kemudian, proses berikutnya adalah bloking warna dan gradasi warna, hingga font maupun karakternya selesai digambar. Terakhir outline, yaitu memberi garis tebal di pinggir font maupun karakter, supaya bisa dilihat lebih jelas, tidak njebret-njlebret," terangnya.Hasil karya seni dari anggota Wall Wull Street sangat menakjubkan. Jika melihat langsung proses menggambarnya, pasti bisa tau kehebatan Aji dan teman-temannya. Mereka mampu mengubah tembok yang kosong menjadi lebih hidup dengan font serta karakter karya seni Street Art.[caption id="attachment_16544" align=aligncenter width=961] YXSA sedang proses menyelesaikan gambarnya[/caption]
Mengenal Lebih Dekat Wall Wull Street
Wall Wull Street dibentuk sejak tahun 2021 oleh Aji dan teman-temannya. Awal mereka bertemu yaitu di pameran seni rupa oleh Forum Perupa Trenggalek tahun 2020-2021. Beberapa anggota Wall Wull Street juga ada yang ikut pameran Forum Perupa Trenggalek itu.Wall Wull Street memiliki anggota yang beragam. Mulai dari pemuda usia SMP, SMA, kuliah, maupun sudah bekerja di Trenggalek. Mereka semua kebanyakan belajar menggambar secara otodidak."Terbentuknya awal saya gambar sama HALO PECK, terus ketemu FELIX, YXSA. Terus iuran kalau gak ada cat. Saya inisiatif untuk dokumentasi gambarnya temen-temen yang ada di jalan. Terus pas gambar bareng, ayo walwul yo walwul. Yaudah namanya saya tambahi street aja," cerita Aji.Sehingga, Wall Wull Street berasal dari kata "Wall" yang artinya tembok, "Wull" artinya uwul atau iuran, dan "Street" artinya jalan.[caption id="attachment_16543" align=aligncenter width=961] Aji sedang proses menyelesaikan gambarnya[/caption]"Pilih nama itu [Wall Wull Street] karena sering gambar bareng tapi gaada cat, terus iuran, kolektifan. Wall kan tembok/dinding, wull itu uwul/iuran. Terus diplesetkan jadi Wall Wull Street. Street karena kebanyakan gambarnya tembok di jalan," kata Aji.Aji menyampaikan, Wall Wull Street memiliki berbagai kegiatan pengembangan yang akan dilakukan bersama-sama ke depannya. Seperti pameran seni tanggal 15-17 Juli di warung kopi Ruang Luang."Kami juga pengin mengadakan seminar, workshop, dan bikin merchandise," ujarnya.Aji sendiri pernah menggambar di sepatu untuk berkolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek. Aji membuat gambar logo Pemkab Trenggalek dan Persiga Trenggalek untuk Bupati, Mochamad Nur Arifin.[caption id="attachment_16548" align=aligncenter width=750] Bupati Trenggalek, Arifin, memegang sepatu yang digambar Aji/Foto: @nodaaku (Instagram)[/caption]"Saya lebih mengekspresikan kesenangan warna, gambar ya gambar, seneng lah," ungkap Aji.Aji dan teman-temannya di Wall Wull Street berharap supaya Pemkab Trenggalek bisa lebih mengapresiasi karya seni oleh para pemuda Trenggalek. Harapannya, Pemkab Trenggalek bisa memberi ruang atau wadah untuk mengembangkan kegiatan berkesenian di Trenggalek."Kami gak mau coret-coret tembok, tapi mau memperindah lagi tembok yang kusam dan kosong di Kabupaten Trenggalek. Biar lebih berwarna dan bisa menjadi spot foto atau tempat kegiatan, dan enak dipandang," tandas Aji.Kabar Trenggalek - Gaya Hidup