Hari Tari Sedunia 2023 menjadi pemantik semangat seniman muda Trenggalek untuk terus berkreasi, dan melestarikan seni tari, Selasa (02/05/2023).
Komunitas kolektif asal Trenggalek yang bergerak di kesenian, Kabul Cultural Space (KCS), kembali mengadakan eventTrenggalek Menari 2.
Pagelaran tari tersebut berlangsung di Pendapa Paseban Kumbokarno Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Acara berlangsung pada tanggal 1 Mei 2013, dan dimulai pukul 19.00 WIB.
Daftar Isi:
Ketua panitia Trenggalek Menari 2, Rhesa Jaya, biasa disapa Joyo, mengatakan tema Trenggalek Menari 2023 yaitu "Ngolak Ngulik Rasaning Timur". Berdasarkan penjelasan Joyo, tema ini memiliki makna semangat seniman muda Trenggalek untuk mengeksplorasi kemampuannya.
Sekaligus, lanjut Joyo, makna dalam tema ini juga menjadi komitmen seniman muda untuk terus mengembangkan dan mengeksplorasi seni tari.
"Maksudnya "Ngolak" itu "Kulak", bagaimana kita mengolak [mengolah], kolakan produk-produk tari dari mana saja. Terus kita ulik secara detail. Kita ulik bagaimana geraknya, bagaimana maknanya seperti itu. Terus 'Rasaning Timur', rasaning kan rasanya, 'Timur' sendiri bukan berarti jawa timur. Tapi berarti bocah jik enom [anak muda]," terang Joyo.
Trenggalek Menari 2 yang digelar di Desa Jajar Gandusari ini juga sukses menarik penari dari dalam dan luar kota. Dari luar Trenggalek ada penari Gresik, Surabaya, dan Solo.
Dalam Trenggalek Menari 2, ada 15 penampil tari dengan jenjang usia mulai dari TK hingga dewasa. Ada juga salah satu penampil yang merupakan penyandang disabilitas tunarungu.
"Kalau di total pesertanya sekitaran kurang lebih 70 orang. Ada yang dari sanggar, ada yang dari perorangan, yang dari luar kota juga ada," terang Joyo.
Kedekatan dengan Penonton
Joyo mengungkapkan, jika konsep pementasan Trenggalek menari 2 bisa meningkatkan kedekatan antara penampil dengan penonton.
Pada panggung arena, penonton duduk melingkari panggung. Sehingga segala sisi dari penari dapat dilihat dengan seksama.
Dalam panggung biasanya, hanya memiliki satu sisi untuk penonton. Tapi dalam panggung arena Trenggalek Menari 2, penari harus bisa menampilkan tariannya pada penonton di berbagai sudut.
"Soalnya kalau panggung arena sendiri ini baru pertama ini di Trenggalek. Sebelumnya pada penampilan yang lain hanya memakai panggung prosenium [panggung satu arah]," terang Joyo saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.
Selain itu, berdasarkan pemaparan Joyo, panggung arena juga menjadi tantangan tersendiri bagi penari. Karena penari diharuskan menguasai blocking panggung di segala sisi.
Gerakan Memanfaatkan Ruang Publik
Pemilihan lokasi yang berubah dari tahun sebelumnya, berdasarkan penuturan Joyo, juga mempunyai motivasi tersendiri. Yakni sebagai gerakan anak muda di bidang kesenian untuk memanfaatkan kembali ruang publik yang tersedia di Trenggalek.
"Tentunya kok ada ruang publik sebagaimana kita harus manfaatkan, ya kita manfaatkan," tegas Joyo.
Alasan lain kenapa memilih Desa Jajar sebagai tempat pentas, lanjut Joyo, bahwa ada ruang publik, yang karakteristik bangunannya bisa dijadikan panggung arena.
"Bisa saja kita memakai di alun-alun, di san. Tapi, chemistrynya lebih ke Desa Jajar ini untuk memanfaatkan ruangnya," ungkap Joyo.
Bagi Joyo dan rekan-rekan KCS, pemilihan ruang publik sebagai tempat penampilan tari untuk kemudahan masyarakat dalam menjangkaunya. Sehingga, dari berbagai kalangan masyarakat dengan mudah menyaksikan penampilan tari mereka.
Ada harapan besar bagi Joyo atas diselenggarakannya event Trenggalek Menari 2. Yakni sebagai media supaya seni tari khususnya di Trenggalek lebih eksis dan lestari.
"Untuk seni tari di Trenggalek saat ini dikembangkan lagi, pesan saya pribadi, 'ayo kita punya turonggo yakso, kita kembangkan lagi, kita lebih angkat lagi seni tradisi itu'," harap Joyo.
Senada dengan Joyo, Imam Mukaryanto Edi, akrab disapa Mbah Ime, Kepala Desa Jajar turut berharap agar seni tari bisa terus lestari di Trenggalek. Terutama warga Desa Jajar bisa lebih terbuka untuk melestarikan kesenian.
Mbah Ime juga bangga Desa Jajar dijadikan anak muda sebagai tempat berkreasi dan berkumpul. Sehingga menarik minat masyarakat Desa Jajar untuk lebih peduli dengan desanya.
"Saya sangat bangga sekali, la wong kelase deso sing pinggiran yang tidak dikenal di peta. Kemudian temen-temen muda dari berbagai kota, dari berbagai kalangan datang ke Jajar ini sebuah kebanggaan kami," ungkap Mbah Ime.