Kabar Trenggalek - Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka dan ingatan yang tidak bisa dilupakan. Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos), Tri Rismaharini, masih menangani beberapa korban dan keluarga yang mengalami trauma.
Risma menjelaskan, telah menerjunkan setidaknya 30 puluh psikolog untuk trauma healing korban, serta keluarga korban yang ikut merasakan dampak Tragedi Kanjuruhan dengan kehilangan kerabatnya.
"Keadaan sepertinya masih ada trauma, kita coba dorong psikolog untuk para keluarga korban. Karena kemarin hari kedua ke Malang, sehingga belum tahu mapping-nya keluarga korban dimana," kata Tri Rismaharini saat santunan ahli waris korban, Sabtu (8/10/2022) di Aula Kantor Kecamatan Ngantru Tulungagung.
Baca: Sanksi Tegas Akibat Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Pecat Kapolres Malang
Risma mengaku, psikolog yang menangani korban maupun keluarga korban tidak bisa ditentukan berapa lama menangani. Karena bergantung sesuai kondisi psikis yang dialami.
"Jadi kadang ada 1 minggu, 1 bulan, tergantung kondisi korban," paparnya.
Perempuan yang pernah menjabat Walikota Surabaya dua periode ini menuturkan santunan yang diberikan ke ahli waris korban sesuai standar pemerintah. Karena menyesuaikan klasifikasi korban baik meninggal maupun luka ringan.
Kemensos memfasilitasi tidak hanya korban bencana alam, korban bencana sosial dan non alam. Termasuk Tragedi Kanjuruhan masuk dalam list Mensos untuk menjadi perhatian meringankan keluarga korban.
Baca: Viral Tentara Tendang Suporter saat Tragedi Kanjuruhan, Panglima TNI: Itu Tindak Pidana
"Kami berikan santunan Rp 15 juta bagi korban yang meninggal. Kalau untuk luka ringan Rp 2 juta kami akan berikan," bebernya.
Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember pada 2015 tidak menampik, korban luka jumlahnya terus bergerak dengan berjalannya waktu. Sehingga Mensos akan mengecek kebenaran jumlah data tersebut agar semua bisa tercover.
"Kami lagi fix kan untuk data rumah sakit dan kami. Ada yang sudah pulang, akan tetapi terus kita match-kan data tersebut," imbuhnya.
Baca: Tragedi Kanjuruhan, YLBHI Duga Gas Air Mata dari Aparat Jadi Penyebab Banyaknya Korban Jiwa
Sebelumnya, total ada enam korban Tragedi Kanjuruhan. Lima berasal dari warga sipil, dan satu adalah anggota kepolisian. Berikut data korban meninggal: Faiz al Fikri (18 tahun ) warga Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, siswa SMKN 1 Rejotangan. Aura Maulidha (18) warga Desa Suruhanlor, Kecamatan Bandung, siswi SMKN 1 Bandung.
Lalu, Herlangga Aditama Putra (18 tahun) Desa Wonokromo, Kecamatan Gondang, siswa SMAN 1 Kauman. Mohammad Haikal Maulana (18 tahun) warga Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, siswa SMKN 2 Tulungagung. Indhi Rahma Putri (20 tahun), asal Desa/Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung
Dan yang terakhir adalah Bripka Andik Purwanto, anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung sebagai anggota yang ditugaskan untuk keamanan Arema vs Persebaya.