KBRT - Tradisi Kupatan yang digelar pada hari ketujuh setelah Lebaran menjadi momen istimewa bagi masyarakat Trenggalek. Tak jauh berbeda dengan Lebaran, kupatan identik dengan jamuan ketupat yang disajikan bersama lauk opor ayam dan sayur nangka. Di sejumlah wilayah di Trenggalek, perayaan kupatan bahkan berlangsung meriah dengan pesta kembang api atau acara kebudayaan lainnya.
Tradisi ini juga membawa berkah bagi sebagian warga yang memiliki keahlian membuat ketupat, keterampilan yang kini semakin jarang dimiliki.
Seperti Bejan (46), warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari. Menjelang tradisi kupatan, ia kebanjiran rezeki dari berjualan ketupat di halaman Pasar Gandusari.
"Menjelang momen kupatan ini saya bisa menghasilkan sekitar Rp1 juta lebih dari berjualan ketupat di sini. Meski daun janur sekarang sedikit langka dan mahal, saya bisa menghabiskan Rp500 ribu untuk modal membeli janur," ujarnya.
Bejan mengaku sudah empat tahun berjualan ketupat setiap menjelang kupatan. Selain ketupat, ia juga menjual nangka muda atau tewel yang biasa dijadikan sayur pelengkap. Untuk tahun ini, ia mulai berjualan sejak Jumat, 4 April, hingga Minggu.
"Harga janur per papahnya sekarang mencapai Rp25.000, cukup mahal. Saya menjual satu lusin ketupat seharga Rp10.000. Sebenarnya saya adalah pedagang durian. Tapi saat menjelang kupatan, saya memang sengaja berjualan ketupat untuk menambah penghasilan," ungkapnya.
Ketupat yang ia jual adalah jenis ketupat kodok, salah satu dari beragam bentuk ketupat. Ia membuka lapak selama 24 jam nonstop di depan Pasar Gandusari.
"Saya juga menjual nangka muda karena saat mencari stok durian, saya dapat stok nangka dari wilayah Kampak. Sekarang harga nangka muda sedang tinggi-tingginya. Untuk ukuran kecil saya jual Rp25.000, beda jauh dengan hari biasa yang hanya sekitar Rp10.000," jelasnya.
Untuk nangka berukuran besar, harganya bisa mencapai Rp60.000 per buah. Bejan menyebut di sekitar lokasi ia berjualan, ada tiga titik penjual ketupat lainnya yang jumlahnya akan bertambah sehari menjelang kupatan. Namun, ia mengaku sudah lebih dulu berjualan ketupat dibanding yang lain.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, penghasilan saya dari jualan ketupat dan nangka muda tahun ini berkurang cukup banyak. Yang pasti, pembeli ketupat tahun ini menurun cukup banyak," pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz