Tilik Tradisi Jamasan Jelang Ramadhan yang Masih Lestari di Desa Jajar Trenggalek
Kabar Trenggalek - Bulan Suci Ramadan sebentar lagi menghampiri umat muslim seluruhnya. Tradisi dan adat warisan leluhur untuk menyambut bulan puasa kian ramai dilakukan warga Trenggalek, Senin (28/03/2022).Seperti tradisi jelang ramadhan warisan leluhur yang masih kental di Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, yaitu Tradisi Jamasan. Tradisi Jamasan yang dilakukan warga Desa Jajar itu dilakukan dengan ritual mandi di salah satu tempat sumber mata air.Jamilatun, warga Desa Jajar menceritakan bahwa tradisi jamasan itu sudah ia kenal sejak kecil dari orang tua dan kakek-neneknya. Sampai saat ini, menjelang bulan puasa, Jamilatun terus menjalankan Tradisi Jamasan yang masih dilestarikan."Kulo mengenal tradisi menika awit cilik, sing ngenalke nggeh mbah-mbah mbiyen, yen pas wayah arep pasa ken adus jamasan resik-resik awak ben suci panggonane nang sumber. [Saya mengenal tradisi ini sejak kecil, dan yang mengenalkan mbah saya, kalau pas waktu puasa suruh mandi jamasan untuk bersih badan dan tempatnya di sumber mata air]," ucap Jamilatun.Jamilatun dan warga Desa Jajar lainnya meyakini Tradisi Jamasan itu bisa membawa berkah untuk menjalankan bulan puasa nantinya, serta kelimpahan badan sehat bersih dari kotoran-kotoran."Adus jamasan niku damel merang, ingkang taksih alami damel keramas, terus jamasan niki nggeh sebagai bentuk nyambung tradisi jaman riyen damel ngilangi kotoran, ajeng wulan pasa. [Mandi jamasan ini menggunakan merang, yang masih alami untuk keramas, dan jamasan ini juga sebagai bentuk nyambung tradisi zaman dahulu, untuk menghilangkan kotoran menjelang puasa]," jelas Jamilatun.Tempat jamasan yang biasanya dilakukan warga Desa Jajar yaitu di salah satu sumber Wonotirto. Menurut keterangan Jamilatun, sumber tersebut sudah digunakan warga selama berabad-abad hingga saat ini.Kepala Desa Jajar, Imam Mukaryanto Edi, menerangkan bahwa di desanya menjalang ramadhan banyak tradisi yang kental. Seperti, Jamasan maupun Megengan yang identik dengan tradisi dan budaya."Jamasan adalah tahapan untuk menjelang bulan suci ramadhan. Selain itu megengan ambengan rakyat yang sampai saat ini masih kental dengan tradisi dan budayanya. Seperti wadah yang digunakan bukan dari plastik, namun dari pohon pisang dibuat kotak yang dinamai dengan lengkong," ujar Imam.Lelaki yang akrab disapa Ime itu sangat mengapresiasi kentalnya tradisi dan budaya di desanya. Menurut Ime, salah satu warisan yang tidak akan mati adalah warisan kebudayaan dan tradisi."Saya sangat mengapresiasi jika budaya yang ada di desa kami masih lestari, dan dijaga oleh warga kami. Karena perkembangan zaman ini yang paling utama dijaga seharusnya nilai-nilai tradisi dan budaya. Supaya generasi sekarang lebih mengenal dan bisa melanjutkan tradisi dan budaya yang ada," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *