Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Terinspirasi Rocky Gerung, Sosok Rifqi Fahrezi Hobi Orasi Segudang Prestasi

Kabar Trenggalek - Pelajar umumnya di usia Rifqi Fahrezi, sedang gencarnya mencari jati diri. Uniknya Rifqi membangun citra dirinya sebagai orator. Bukan dalam rangka turut ikut unjuk rasa, tapi mengarah ke prestasi.

Rifqi menekuni keahlian orasi sejak kelas XI di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Trenggalek, tak ayal dia adalah generasi pertama dalam komunitas kecil keorganisasian pergerakan di sekolahnya.

Pelajar yang cabe rawit itu kini tinggal di Desa Wonorejo, Kecamatan Gandusari itu lumayan soal prestasi. Mulai awal hingga tutup 2022, Rifqi sudah menyabet beberapa prestasi di bidang orasi.

Prestasi yang pernah ia boyong mulai dari Juara I lomba orasi di sekolahnya, SMA Negeri 2 Trenggalek; Juara III orasi tingkat Kabupaten Trenggalek; Juara III orasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU); Juara III orasi di Universitas Slamet Riyadi, Surakarta; dan Juara III orasi di Politeknik ATK Surakarta.

Baca: Sosok Trian, Sukses Poles Aktor Komedi YouTube Trenggalek Lewat HP Pinjaman

Rifqi menyadari orasi kental dengan aktivitas berdemonstrasi. Di usianya yang masih pelajar, dia tahu perbuatan itu dilarang.

"Sebetulnya aksi turun ke jalan (demo) itu tidak boleh bagi pelajar," ungkapnya.

Karena itu, Rifqi menekuni keahlian orasi sebatas untuk pengetahuan dan pengalaman. Dia belum pernah ikut unjuk rasa secara nyata.

Sejak awal, Rifqi mengagumi Rocky Gerung, praktisi politik, filsuf, hingga cendekiawan. Dia mengaguminya,  karena berani bersuara dan beraspirasi di hadapan publik.

Namun, mencapai tahapan itu tidak segampang membalikkan telapak tangan. Untuk bisa menyampaikan aspirasi, seseorang harus berwawasan, hingga memahami konteks sosial yang sedang terjadi.

Baca: Dimas Kusuma Putra, Bocah di Balik Perancang Logo Hari Jadi Trenggalek

Rifqi mencoba menapaki jejak itu. Orasi dan organisasi bagian dari alat   untuk memperluas pengetahuan. Organisasi berfungsi  sebagai wadah, tempat dimana saling bertukar pikiran, bagaimana memosisikan diri, dan sebagainya.

Sementara orasi merupakan aplikasi kontekstual dari segala konstruksi pikiran terhadap suatu fenomena sosial. Tak jarang, sebelum membuat narasi orasi, butuh waktu beberapa hari dan maksimal seminggu bagi Rifqi memahami materi yang ada. 

"Sejak awal saya latih dengan hanya membuat teks poin-poin, nanti secara spontan dalam orasinya," ujar siswa kelas XII itu.

Pemuda kelahiran 2005 itu mengaku terjun di orasi dan organisasi itu mengasyikkan. Satu sisi orasi bisa mendatangkan pundi-pundi cuan, sisi lain melatih diri menjadi lebih percaya diri.

Sisi kedua itu bagian dari target Rifqi, dia sengaja menekuni orasi agar dirinya menjadi berani. Baik itu berani public speaking, hingga tidak ciut hati saat berhadapan dengan orang lain.

"Sering memberikan sambutan-sambutan, jadi kalau berbicara itu tidak lagi patah-patah," kata Rifqi.

Pria yang aniversary tiap 4 Janurari itu sudah menargetkan selepas dirinya lulus sekolah, ingin menjadi pemuda yang lebih kritis. Dia pun bermimpi melanjutkan organisasi ke tingkat Mahasiswa, dan ikut unjuk rasa mewakili aspirasi rakyat. 

"Seru kayaknya orasi di depan Kantor DPRD, hearing dengan dewan, begitu," ujarnya.