Kabar Trenggalek - Kegigihan Ade Yani Septiawan, dalam bisnis jualan jus buah patut menjadi inspirasi, pasalnya jatuh bangun bisnis di Trenggalek sudah menjadi hal yang wajar bagi dirinya, Senin (19/09/2022).
Lokasi jualan yang berada di timur jalan, sebelah Selatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) jantung Kota Alen-Alen. Ade Gembul (sapaan akrabnya) merupakan pria gendut, berjenggot, dengan gaya rambut cepak.
Ade Gembul juga termasuk orang yang supel, humble (rendah hati), dan humoris. Namun di balik itu, Si Raja Alpukat ini punya cukup pengalaman dalam menjalankan bisnis jus buah.
Julukan Si Raja Alpukat bukan pula isapan jempol belaka. Julukan itu karena jus buah milik Ade Gembul selalu tersedia tiap waktu, tanpa mengenal musim. Bahkan ia berani membanderol satu harga, biarpun buah alpukat sedang tak musim di Jawa Timur.
[caption id="attachment_20649" align=aligncenter width=1599] Raja Alpukat sedang menuangkan jus buatannya/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]
Ia mengklaim, pengusaha jus buah alpukat yang berani membanderol satu harga setahun penuh hanya dirinya, karena masih ada selisih keuntungan ketika dibanderol Rp 9 - 18 ribu per cup.
"Di Jatim, mungkin masih saya saja yang menyediakan buah alpukat selama setahun penuh," ujarnya.
Kesuksesan bisnis jus buah itu tak lepas dari proses. Gembul telah merintis bisnis itu sejak 2008. Kurun waktu 2008-2020 awal, bisnis itu tak menggiurkan seperti sekarang.
Dulu bisnis jus buah mengalami kembang-kempis. Pendapatan kotor dari jualan jus buah hanya Rp 50 - 100 ribu per hari. Meskipun masih ada selisih untung, selisih itu minim, mengingat dirinya telah berkeluarga dan memiliki satu putra. Sehingga cara agar tidak sampai usaha gulung tikar, yakni dengan mengencangkan ikat pinggang.
Jauh sebelum Gembul menekuni bisnis jus buah, ia memang anak dari keluarga bisnis. Tepat di tahun kelahirannya, 1989, ortunya membuka usaha martabak. Usaha itu berjalan lancar hingga Gembul berusia 19.
Pada usia itu, jiwa bisnis Gembul tumbuh dan mulai menekuni usaha martabak, jus buah, dan kaos distro. Mulanya, ketiga usaha itu bisa berjalan beriringan dan menguntungkan. Seiring waktu usaha martabak warisan keluarga itu gulung tikar, begitupun dengan distro-nya.
[caption id="attachment_20625" align=aligncenter width=2304] Buah Alpukat yang terpampang segar di kios jus raja alpukat/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]
Gembul merasa peminat kuliner semakin hari semakin mencari sesuatu yang sehat. Karena itu, peminat martabak yang notabene didominasi bahan-bahan yang dapat memicu kolesterol, sehingga ia terpaksa berhenti menjual martabak sebelum merugi.
Tak jauh beda dengan bisnis distro. Gembul cerita ketika bisnis itu berjalan hingga tahun ke-4, peminat kaos-kaos distro masih lumayan banyak.
Namun setelah ada perkembangan teknologi marketplace (pasar online), konsumen banyak yang yang beralih berbelanja memakai teknologi itu karena lebih simpel dan banyak pilihan.
"Saya sudah prediksi, jadi saya tutup bisnis Distro sebelum merugi," ujar warga Kelurahan Surodakan, Kecamatan Trenggalek, itu.
Bisnis Gembul pun tersisa jus buah, satu-satunya bisnis itu yang bertahan sampai kini. Gembul tak mengira pamor jus buah justru melambung disaat Covid-19 merebak. Sejak saat itu, masyarakat menganggap jus buah jadi kebutuhan dasar untuk kesehatan.
"Gerakan hidup sehat itu membuat peminat jus buah naik," ujarnya.
Dalam sehari, penjualan jus buah Gembul di masa pandemi mencapai 500 cup, atau sekitar Rp 500 - 1 juta per hari. Dengan omzet yang fantastis itu, Gembul berencana untuk ekspansi Raja Alpukat ke Tulungagung,meskipun tidak untuk waktu dekat.
[caption id="attachment_20626" align=aligncenter width=2304] Raja Alpukat saat memproses jus buah/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]
"Rencana ekspansi ada, tidak di Trenggalek, tapi di Tulungagung," ujarnya.
Pendapatan melambung atas hikmah pandemi membuat Gembul antusias dalam kegiatan sosial, yakni memberikan jus secara cuma-cuma, dua kali dalam seminggu.
"Prinsip saya, beri produk tema biar ekonomi berputar, kemudian teman saling menjaga saudara saling menguatkan," tandas Raja Alpukat yang memiliki jargon salam sehat imunitas itu.