Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tahu Lontong Pak Kedek Trenggalek Sejak 2003, Rasanya Lain dari yang Lain

Malam itu, pukul 21.35 WIB, Selasa, 19 Desember 2023. Rasa lapar sehabis pulang dari kantor, membuatku ingin berburu kuliner malam di Trenggalek.Oleh karena itu, aku mencari informasi melalui sosial media hingga menemukan kuliner tahu lontong. Ini adalah caraku dalam menentukan kuliner malam saat lapar menerjang perutku.Setelah menemukan kuliner tahu lontong. Cara selanjutnya, aku mencari informasi melalui platform TikTok dengan keyword "tahu lontong Trenggalek" untuk mencari warung yang banyak peminat. Sebagian besar video TikTok yang muncul, menunjukan warung tahu lontong Pak Kedek Trenggalek yang terletak di Jl. Kyai Wachid Hasyim.Lalu, aku langsung menge-gas motor matic-ku ke tempat kuliner itu. Mengingat jalanan di Kabupaten Trenggalek belum begitu hafal, aku menggunakan google maps untuk mempermudah akses. Malam itu, jalan raya di Kabupaten Trenggalek tak terlalu ramai, sehingga aku melaju dengan cepat.Tibanya di warung tahu lontong sekitar pukul 21.50 WIB. Meskipun dari jarak sekitar dua meter, tak terlihat seperti sedang berjualan tahu lontong. Pasalnya, warung tahu pojok itu tertutup dengan tirai berkelir hijau tua. Tempat tahu lontong ini berada di tepat di pojok jalan. Warungnya sederhana.Di depan warung sebelah kiri, aku memarkir motorku sambil meletakkan helm creamku di spion sebelah kiri.Ketertarikan yang menguasai diriku mendorong langkahku untuk masuk ke dalam warung tahu lontong tersebut. Saat memasuki warung tahu lontong, terlihat penjual sangat ramah dengan pembeli.Aku mencium aroma kacang tanah yang digoreng. Tak hanya itu, terlihat irisan tahu putih yang berbentuk kotak menggunung di atas piring yang siap untuk digoreng. Selain itu, suara dari menggoreng tak pernah berhenti.Tampak tiga pria penjual tahu lontong itu dikelilingi meja di sekitarnya. Mereka bernama Hariadi (50), Ramadhan (24), dan Suparno (56). Mereka bertiga merupakan saudara. Hariadi dalam kesehariannya dijuluki Kedek. Menurutku, ini nama yang unik. Maka, aku pun turut memanggil nama Kedek.Serba-serbi di atas meja tersaji lontong, kacang tanah yang sudah digoreng, taoge dan irisan kecil-kecil daun seledri, cobek besar dan ulekan, kerupuk, makanan botok dengan varian menu serta air mineral berkemasan."Mas, tahu lontong makan sini satu ya," ucapku sembari mengangkat jari satu."Pake telur atau nggak mbak?," tanya Ramadhan.Lalu, aku menjawab tidak sambil tersenyum dan menuju ke tempat duduk tepat di belakang penjual. Sembari menunggu, tampak tangan Kedek piawai menghaluskan bumbu menggunakan ulekan.Pria paruh baya itu juga cekatan menyajikan hidangan lontong satu per satu. Selepas itu, Ramadhan yang membantu menyuguhkan kepada pembeli.Ramadhan dengan ramah menyajikan hidangan tahu lontong di hadapanku. Menurutku, satu porsi tahu lontong sudah membuatku kenyang. Kali ini, aku memesan dengan tingkat kepedasan yang sedang."Sumer". Itulah sebutan orang Jawa untuk hidangan dengan tingkat kepedasan seperti ini.Dengan penuh antusias, aku segera menikmati irisan lontong yang dibalut bumbu terlihat sangat menggiurkan.Hidangan tahu lontong yang disajikan, memiliki rasa yang dominan dari kecap, yaitu manis dan gurih. Bumbu tahu lontong kali ini mantap dan pas. Enaknya lagi pada irisan tahu yang hangat.Saat suapan yang kelima, muncul rasa pedas di lidah. Menurut lidahku, lontong tahu yang kulahap rasanya sedikit lebih pedas untuk level sumer. Aku tak lihai dalam menikmati hidangan pedas. Namun, tentu ini adalah pertanda baik bagi pecinta kuliner pedas.Aku memperhatikan suasana warung malam itu, terlihat pembeli silih bergantian datang. Tiga pria itu, tampak ramah dan berinteraksi dengan pembeli dan saling melempar lelucon.

Kuliner Tahu Lontong Kedek yang Melegenda

[caption id="attachment_60668" align=aligncenter width=1280]tahu-lontong-pak-kedek-trenggalek-sejak-2003-rasanya-lain-2 Satu Porsi Tahu Lontong di Warung Tahu Pojok/Foto: Deva Elisia (Kabar Trenggalek)[/caption]Akhirnya, aku menyelesaikan hidangan dengan menikmati tegukan air putih. Setelah selesai, aku berbincang dengan Kedek. Dari kisahnya, aku menyadari bahwa hidangan yang baru saja ku nikmati sangat diminati oleh banyak orang.Sejak Kedek kecil, orang tuanya telah membuka warung, sehingga Kedek sering membantu. Keterlibatannya dalam membantu orang tua membuatnya sering memasak dan menjadikannya sebagai hobi.Tahu lontong Kedek bermula dari kakanya pada tahun 80-an. Kedek menceritakan, saat kakaknya berjualan tahu lontong, ia sering membantu untuk menyajikan hidangan tahu lontong itu. Saat itu, ia masih sekolah di bangku SMA.Dulu, kakak Kedek berjualan dari pagi hingga sore hari. Tetapi saat malam hari tidak berjualan. Oleh karena itu, daripada Kedek menganggur, lantas ia memiliki ide untuk berjualan di malam hari. Pada tahun 2003, Kedek memutuskan untuk memulai membuka warung tahu lontong."Emang dari kecil aku itu, orang tua kan buka warung. Jadi dari kecil sudah biasa masak-masak itu. Terus repot [orang tua saat buka warung], aku bantu-bantu. Alhamdulillah buka sendiri ini sampai sekarang," cerita Kedek.Dari tahun 80-an warung tahu lontong tidak pernah beralih hingga saat ini. Bagiku, warung tahu lontong Kedek selalu ramai malam itu. Tetapi menurut Suparno masih tergolong sepi. Pasalnya, ketika aku datang hingga selesai makan warungnya tetap ramai.Aku begitu terkesima dengan lontong tahu yang disajikan oleh Kadek. Aku tak sendiri, Zainul Muttaqin (40) juga sama denganku. Zainul telah lama menjadi pelanggan lontong tahu Kedek. Menurut Zainul, lontong tahu yang tersaji memiliki cita rasa yang mantap."Rasanya mantap, pokoknya lain dari yang lain," kata Zainul"Bumbunya terasa, kecapnya terasa, terus yang jelas itu penjualnya ramah dan murah senyum," tambah Zainul.Zainal mengaku, semenjak menginjakkan kaki di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2005, ia merasa cocok dengan tahu lontong milik Kedek.Mendengar cerita dari pelanggan Warung Tahu Lontong Pak Kedek membuatku semakin penasaran. Apa alasan yang membuat tahu lontong begitu unggul di lidah para pelanggan.Ramadhan memaparkan, kunci utamanya ialah pada bumbu serta kecap. Tahu lontong Kedek selalu mempertahankan bumbu itu.

Tahu Lontong Kedek Langganan Pejabat

Selama bertahun-tahun berjualan, Kadek telah merasakan berbagai macam pengalaman. Baginya, yang paling membahagiakan ialah mendapatkan banyak pelanggan. Para pelanggannya datang dari berbagai kalangan, tak terkecuali dari para pejabat.Kadek mengaku, salah satu pejabat yang sering mengunjungi warungnya adalah Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin. Kadek mengungkapkan bahwa Bupati Trenggalek menjadi pelanggan setia, bahkan ia sudah hapal pesanan khusus yang biasa dipesan oleh Bupati."Pak Ipin itu kalau senin dan kamis mesti bungkus dari sini. Kan untuk buka puasa. Bumbunya dipisah, telurnya mesti dua Pak Ipin," cerita Kedek sambil menghaluskan bumbu dengan ulekan.Tak hanya Mas Bupati, Kedek mengaku banyak jajaran pejabat lain sering mengunjungi lapaknya. Di antaranya Kapolres, Emil Dardak, beserta istrinya Arumi Bachsin.Ke depannya, Ramadhan dan Kedek berharap dapat mengembangkan warung dengan memperluas area warungnya. Kedek juga memiliki keinginan untuk memiliki tempat permanen bagi warungnya. Saat ini, Kedek mengakui bahwa warungnya masih dalam status sewa.