Pembeli di Pasar PON Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Sejak 15 tahun silam, Suprihatin memproduksi tempe keripik dan alen-alen. Namun, saat ini yang berjalan secara konsisten hanya tempe keripik saja."Sekarang ngambil dari orang untuk alen-alen dan yang tempe keripik dijual sendiri lalu saya setorkan ke penjual," ucap Suprihatin sambil memandang dagangannya.Suprihatin sudah menandai, kalau pembeli jajanan itu ramai ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri, bertepatan pada waktu puasa ramadhan.[caption id="attachment_17198" align=aligncenter width=1296]
Suasana Pasar PON Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Sebenarnya hari-hari biasanya rame, namun pada momen hari raya ada penambahan pembeli," katanya.Dalam sehari, Suprihatin menjual daganganya mampu 25 Kilogram, dan untuk tempe keripik hingga 800 biji terjual habis."Waktu pandemi tetap ramai, dan tidak ada dampaknya kalau menurut saya untuk jajanan khas ini," ujarnya.Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Ekonomi















