Setelah Lebaran Idul Fitri, Sampah Masyarakat Trenggalek Naik 5 Ton Per Hari
Sampah yang dibuang oleh masyarakat Kabupaten Trenggalek meningkat 5 ton per hari setelah perayaan Lebaran Idul Fitri 2024. Hal itu disampaikan oleh Doni Hendrianto, Kepala Unit Pelaksana Teknis Tempat Pembuangan Akhir (UPT TPA) Sampah Trenggalek."Pasca hari raya, jumlah sampah masih terus naik, karena mungkin dari rumah-rumah sampah itu masih terus membuang. Jadi mulai awal puasa kemarin sampai sekarang Ini juga masih di tinggi gitu kan," ujar Doni saat ditemui Kabar Trenggalek di TPA Srabah, Kecamatan Bendungan.Secara rata-rata, Doni menyebutkan ada kenaikan 10% jumlah sampah setelah lebaran Idul Fitri daripada hari-hari biasa. Pada hari biasa, sampah mencapai sekitar 43 ton. Dengan kenaikan 5 ton, jumlah sampah bisa mencapai sekitar 48 ton, yang kebanyakan adalah sampah plastik.Peningkatan jumlah sampah di Trenggalek berdampak pada pekerjaan para petugas TPA Srabah yang semakin banyak. Sampah-sampah yang datang di TPA Srabah berasal dari sekuruh kecamatan di Trenggalek, kecuali Munjungan, Watulimo, dan Panggul."Sampah yang diterima di sini dari Trenggalek, Pogalan, Tugu, Karangan, Durenan, Gandusari, hampir ada 8 kecamatan. Kalau yang di Kecamatan Munjungan itu di TPA Bengkorok, Kecamatan Watulimo. Kalau Panggul di TPA Panggul," papar Doni.Doni mengatakan, sebelum lebaran di bulan Februari 2024, rata-rata jumlah sampah harian mencapai 43 ton. Kemudian, Maret hingga April, jumlah sampah meningkat jadi 48 ton. Pola peningkatan jumlah sampah ini terjadi hampir di setiap perayaan hari besar maupun liburan."Maret sampai April ini di kisaran 47 sampai 48 ton sampah. Selain hari raya, ada hari lain yang menyebabkan peningkatan sampah, seperti liburan akhir tahun kemarin Desember 2023. Jumlah sampah seperti hari raya ini 47 sampai 48 ton," terang Doni.Berkaitan dengan peningkatan jumlah sampah ini, Doni berharap masyarakat bisa mulai mengubah perilaku untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik. Sedangkan untuk sampah organik, bisa dikelola dengan membuat joglangan."Harapan saya supaya masyarakat lebih mengurangi membeli produk-produk yang ada kemasan plastiknya. Mengubah perilaku, misalkan untuk sampah organik itu lebih baik kalau ada halaman, kita buat joglangan, sampah organik masuk ke situ," ucap Doni.Masyarakat Trenggalek diimbau untuk mengumpulkan sampah sendiri. Seperti sampah plastik bisa dikumpulkan lalu dijual ke tukang rosok. Sehingga, pola perilaku masyarakat tidak sekedar 'membuang sampah pada tempatnya', tapi diubah menjadi 'jangan membuang sampah, kelola sampahmu sendiri'."Supaya sampah yang benar-benar kita buang itu cuma residu, sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali. Jadi enggak harus yang semua jenis sampah ke sini [TPA]," harap Doni.Sebelumnya, pihak UPT TPA Sampah di bawah Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Trenggalek, telah mengimbau masyarakat untuk meminimalisir sampah di lebaran Idul Fitri 2024.Doni menyebutkan, imbauan itu berdasarkan Surat Edaran Bupati Trenggalek Nomor 294 Tahun 2024 Tentang Pengendalian Sampah Pada Kegiatan Ramadhan Dan Lebaran Minim Sampah 2024. Akan tetapi, imbauan itu kurang dijalankan secara maksimal."Kami mensosialisasikan surat edaran terutama ke kantor-kantor, kelompok-kelompok binaan seperti bank sampah. Kami sosialisasikan melalui Bank Sampah untuk diteruskan ke desa-desa. Tapi sampahnya tetap tinggi," ungkap Doni.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *