Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Sering Pindah Tempat, Aksi Sukarela Wanto Merawat ODGJ di Trenggalek

Kabar Trenggalek - Aksi sosial warga Trenggalek satu ini patut diacungi jempol. Sebab, dengan segala keterbatasan ekonomi yang ada, Herwan Iis Sugiarto (Wanto), mendedikasikan masa hidupnya merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).Sehari-hari, di pondok kecil bernama Lentera Jiwa, Wanto merawat ODGJ di Trenggalek. Rumah yang berada di lembah gunung RT 11 RW 04, Desa Suruh, Kecamatan Suruh, menjadi saksi aksi sukarela Wanto.Tak cuma sebentar, Wanto sudah merawat ODGJ sejak tahun 2009 silam. Pria berambut gondrong kelahiran 1976 itu dengan lihai menceritakan kehidupannya dalam merawat ODGJ. Bahkan, Wanto sempat berpindah-pindah tempat untuk melakukan aksi sosialnya itu.Mantan kuli bangunan di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur itu mengaku, awal merawat ODGJ di Surabaya dan ditempatkan di sebidak kontrakan. Selang beberapa bulan, ia berpindah tempat karena ada indikasi masyarakat yang ketakutan."Dulunya berpindah-pindah, sampai ODGJ saya bawa pindah ke Lampung. Dan pada tahun 2018, baru saya pindah ke Trenggalek," cerita Wanto sambil menghisap sebatang rokok.Rasa kasihan dan nekat menjadi bekal bagi Wanto untuk merawat ODGJ. Saat melakukan kegiatan sosial yang mulia itu, ia sering menemui rasa suka dan duka."Sering saya diajak tarung sama ODGJ, prinsipnya ya harus menang tapi tidak mencederai," katanya.Wanto awalnya merawat ODGJ yang ia temui di jalanan. Seiring berjalannya waktu dirinya kini hanya menerima ODGJ yang tidak mampu dari berbagai daerah.Menurut Wanto, dalam proses pemulihan ODGJ tidak ada yang namanya 'suwuk' khusus. Namun, cukup dengan menyentuh dan masuk ke dalam kerohanian ODGJ. Dengan upaya itu, Wanto bisa memulihkan ODGJ, dengan hasil yang baik.[caption id="attachment_17553" align=aligncenter width=1296]Sosok Wanto yang sukarela merawat ODGJ di Trenggalek Sosok Wanto yang sukarela merawat ODGJ di Trenggalek/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Satu hari ada yang sudah sembuh, hal itu karena faktor mistis. Namun, yang paling sulit itu adalah faktor dari keturunan," celetuknya.Kegiatan pasien ODGJ yang dirawat Wanto tak beda dengan orang pada umumnya. Dalam masa penyembuhan, banyak ODGJ yang mencari rumput untuk pakan kambing titipan dari warga sekitar.Wanto mengaku, banyak ODGJ yang kabur dari Lentera Jiwa miliknya. Menurut pandangan Wanto, ODGJ yang kabur itu justru merupakan awal dari kesembuhannya."Berarti kalau sudah punya pikiran kabur karena sudah waras [sembuh]. Mana mungkin ada yang betah tinggal di sini kalau tidak orang waras?" tegas Wanto.Dedikasi sukarela Wanto ditopang dari hasil tanaman pribadinya. Wanto tak menarik sepeserpun uang dari ODGJ yang sedang berobat di Lentera Jiwa.Bahkan, untuk camilan keseharian ODGJ, masih mengandalkan Polo Pendem. Seperti ketela, pisang dan tumbuhan hasil hutan lainnya."Kalau ada yang memberi bahan makanan, kami tidak menolak. Ya intinya saya ikhlas merawat ODGJ di sini," kata Wanto.Ada juga bantuan dari pemerintah yang disalurkan ke Lentera Jiwa. Namun, kata Wanto, hanya sebatas cukup saja. Sewaktu-waktu, ada masa kekurangan bahan pokok untuk makan ODGJ.Tak dipungkiri, obat-obatan untuk pasien juga belum bisa didapatkan secara maksimal. Wanto berharap, pemerintah bisa memahami kondisi ini."Kapasitas ruangan ini juga belum layak, karena hanya bisa menampung 10 ODGJ, dan saat ini disini sudah ada 19 ya harus terpaksa tidur di rumah orang tua saya," ujarnya.