KBRT – Data koleksi buku Perpustakaan Umum dan Kearsipan Kabupaten Trenggalek sempat menunjukkan penurunan hampir 50 persen pada tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun, setelah ditelusuri, perbedaan itu disebabkan adanya kesalahan input data tahun 2023. Dalam data yang dipublikasikan di laman Satu Data Trenggalek pada 20 Februari 2025, tercatat jumlah koleksi buku tahun 2023 sebanyak 60.036 nomor koleksi, sementara di tahun 2024 hanya 30.880 nomor koleksi.
“Seharusnya di Januari awal 2024 saya memperbarui lagi data 2023. Tetapi mungkin saya lupa tidak menghapusnya dulu,” kata Endah Susilowati (41), pustakawan Perpustakaan Umum Trenggalek.
Endah menjelaskan, kesalahan input tersebut membuat data tahun 2023 terpublikasi dua kali. Akibatnya, jumlah koleksi seolah meningkat drastis, padahal data yang benar tidak sampai sebanyak itu.
“Untuk data di tahun 2023 itu nomor induknya masih belum benar. Nomor induk itu mencatat jumlah eksemplar atau unit fisik yang tersedia,” jelas Endah.
Ia menambahkan, perbedaan data antara "nomor" dan "nomor induk" membuat pencatatan kerap membingungkan. Nomor mencatat setiap unit buku meskipun judulnya sama, sementara nomor induk menghitung jumlah eksemplar dari satu judul yang sama.
Meski sempat keliru, Endah menegaskan jumlah koleksi buku perpustakaan umum tetap bertambah, meskipun tidak signifikan.
“Ada penambahan koleksi tapi tidak banyak, ya sekitar 700-an tidak sampai seribu unit kalau yang berasal dari pembelian, karena ada beberapa yang berasal dari hibah masyarakat,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa penurunan jumlah koleksi memang bisa terjadi secara alami, salah satunya karena penghapusan buku yang rusak.
“Jumlah koleksi buku bisa jadi berkurang kalau ada kerusakan dan dilakukan penghapusan. Seperti waktu buku rusak saat dibawa siswa-siswi nanti akan didata dan dipisahkan. Sebelum dicek oleh Bakeuda baru bisa dilakukan penghapusan,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz