Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Retribusi Gratis, Pedagang Buku Trenggalek Harap Literasi Anak Kembali Bergairah

Pemkab Trenggalek bebaskan retribusi toko buku di aset daerah mulai 2026. Pedagang sambut positif meski minat baca anak dinilai terus menurun.

  • 18 Sep 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek akan menerapkan kebijakan bebas retribusi bagi toko buku atau kitab yang menempati aset daerah mulai tahun 2026. Kebijakan ini disambut baik oleh Irhas Kurnia Indah (46), pemilik toko buku Kurnia Indah di Pasar Pon Trenggalek.

    Irhas mengaku merasa lega karena biaya retribusi kios yang selama ini harus ia bayarkan cukup besar. Dalam setahun, ia mengeluarkan sekitar Rp3,125 juta untuk retribusi kios di sisi selatan Pasar Pon.

    “Kalau mengurangi retribusi paling tidak memang meringankan pedagang. Tapi untuk meningkatkan minat baca kalau itu saja ya percuma. Pelajar harusnya digalakkan untuk membeli dan membaca buku di luar sekolah seperti zaman dulu,” ujar Irhas.

    Menurutnya, tren membaca di usia dini kini jauh menurun dibanding masa lalu. Buku pengetahuan umum yang dulu populer, seperti Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL), Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap (RPAL), kamus, hingga atlas, kini sudah jarang diminati.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    “Kondisinya seperti ini setelah Covid, buku-buku yang dulu dipunyai anak-anak usia SD seperti RPUL, RPAL, Kamus sampai Atlas, menjadi berkurang peminatnya. Kalau yang saya rasakan itu ada 90 persen penurunannya,” ungkapnya sambil menunjuk tumpukan buku berdebu di rak kiosnya.

    Sebelum revitalisasi Pasar Pon, Irhas juga menjual berbagai jenis buku lain, mulai dari novel hingga buku lagu nasional. Namun, setelah pindah tempat, banyak dari koleksi itu ia kembalikan ke penerbit karena tidak laku, menyisakan kitab dan Al-Qur’an yang masih relatif stabil peminatnya.

    “Kalau menurut saya ya sering-seringlah kegiatan yang menunjang literasi seperti bedah buku, menulis, dan mengarang cerita dilakukan. Karena saya rasa kegiatan semacam itu masih jarang ada,” tutur Irhas.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse