Retribusi Melejit Naik, Ratusan Pedagang Pasar di Trenggalek Turun Jalan
Pedagang pasar di Trenggalek turun jalan. Ratusan pedagang tersebut rela tak berjualan demi memperjuangkan aspirasinya. Hal itu dilatarbelakangi retribusi yang melonjak naik, Senin (06/05/2024).Pada awal tahun 2024, pedagang demonstrasi besar-besaran. Mereka berangkat dari Pasar Burung Trenggalek. Pedagang membawa spanduk protes kebijakan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dan Wakil Bupati Syah Natanegara.Kebijakan kenaikan retribusi yang dilakukan pada zaman Bupati Ipin Syah ini dinilai mencekik pedagang. Karena pedagang merasa dirugikan dari kenaikan mencapai 400 persen."Pedagang jelas menjerit, contohnya Pasar Sebo, sudah kena serangan pasar modern, dan digital, ditambah beban lagi kenaikan retribusi oleh Bupati," terang Sumarto pedagang dari Pasar Sebo, Kecamatan Watulimo.Terkait kebijakan itu, pedagang merasa tidak diajak diskusi terkait kenaikan pajak. Namun, Sumarto mengklaim bahwa pembahasan pajak dari DPRD, dan Dinas, serta Bupati berat sebelah."Kalau tuntutan ini tidak berhasil, jelas nanti akan demo sebesar-besarnya, kalau tidak di-acc [disetujui], sampai kapanpun tidak membayar retribusi," ungkapnya terhadap sejumlah awak media.Sumarto juga mengancam, jika pasar ditutup oleh pemerintah tidak apa-apa. Namun, pemerintah harus paham fungsi pasar yang ada di Trenggalek seperti apa."Bupati dan Wakil Bupati saat nyalon blusukan ke pasar, tapi setelah jadi tidak ada solusinya. Pajak dinaikkan seenaknya aja, kalau naik 30 persen tidak apa-apa, ini melejit 400 persen," ucapnya.Lebih lanjut, Sumarto mencontohkan kenaikan retribusi di Pasar Trenggalek. Seperti pedagang sayur yang setiap bulan membayar Rp7 ribu, sekarang dicekik pajaknya menjadi Rp80 ribu setiap bulannya."Pedagang sayur sebulan 7 ribu, sekarang hampir 80 ribu. Kalau tidak diturunkan, tidak akan kami bayar," tandas Sumarto.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *