Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Pasar Templek Oro-oro Ombo Semakin Sepi Walau Setiap Hari Beroperasi

  • 15 Mar 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Salah satu pasar tradisional yang beroperasi setiap hari adalah Pasar Templek Oro-oro Ombo, Pogalan, Trenggalek. Meskipun tetap buka setiap hari, jumlah pedagang di pasar ini telah banyak berkurang dibandingkan sebelumnya.

    KBRT - Umi Tiana (65), pedagang kerupuk mentah di Pasar Templek, mengakui bahwa sebelum para pedagang dikumpulkan di satu lokasi, kondisi pasar cenderung lebih ramai dibandingkan sekarang.

    "Dahulu, warga sekitar Dusun Oro-oro Ombo mulai berjualan dengan berjejeran di pinggir jalan raya. Saat itu, jalan belum diaspal, dan pedagang bebas berpindah tempat. Karena itulah, pasar ini dinamakan Pasar Templek," ujarnya.

    Menurut Wiwik, salah satu penyebab sepinya Pasar Templek adalah pergantian pemilik lahan yang digunakan untuk berjualan, yang menyebabkan kenaikan harga sewa. Ia mengungkapkan bahwa dalam satu tahun, pedagang dibebani biaya sewa sebesar Rp450.000.

    "Lahan yang digunakan untuk berjualan adalah tanah dan bangunan pribadi. Selain itu, kami juga dimintai biaya harian sebesar Rp1.000," ujarnya.

    Pada Jumat, 14 Maret 2025, kondisi Pasar Templek Oro-oro Ombo terpantau sepi. Banyak lapak yang kosong, dan transaksi lebih sering terjadi antara sesama pedagang.

    "Dulu di pasar ini lengkap, bahkan ada pedagang daging. Namun, setelah melihat biaya sewa yang cukup tinggi, banyak pedagang memilih berhenti berdagang atau pindah ke pasar lain," kata salah satu pedagang.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Hal serupa diungkapkan oleh Suparmi (50), pedagang gerabah dan alat dapur seperti cobek, tampah, kalo, dan besek. Warga RT 24 RW 14, Desa Pogalan ini juga merasakan dampak dari sepinya pasar.

    "Dagangan saya dulu laris saat pasar masih ramai. Namun, setelah biaya sewa naik dan banyak pedagang pindah atau berhenti berdagang, saya juga ikut terdampak," ujarnya.

    Suparmi menambahkan bahwa Pasar Templek mulai buka pukul 07.00 WIB, berbeda dengan pasar lain yang buka lebih pagi.

    "Walaupun sepi, setidaknya saya masih bisa berusaha mencari rezeki sendiri," tandasnya.

    Pasar Templek kini beroperasi di bangunan permanen seluas 40x10 meter. Meskipun pedagang tidak lagi khawatir akan cuaca panas atau hujan, mereka kini menghadapi tantangan baru: sepinya pembeli.

    "Jika pemilik lahan lebih mau bergaul dengan para pedagang, mungkin pedagang lain akan kembali berdagang di sini. Namun, pemilik sekarang tidak seperti itu," pungkas Suparmi.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf