KBRT – Komoditas sektor peternakan di Kabupaten Trenggalek diperkirakan meningkat hingga 20 persen menjelang akhir tahun 2025. Perkiraan tersebut disampaikan Roy Rusino, Pengadministrasi Perkantoran Sekretariat Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek.
Roy menjelaskan bahwa dibandingkan satu hingga dua tahun terakhir, komoditas unggulan seperti daging sapi, kambing, telur, dan susu mengalami tren peningkatan produksi.
“Peningkatannya sekitar 20–30 persen, kalau sekarang belum bisa dibandingkan karena data belum tercatat sampai akhir tahun. Tapi mengacu dari rata-rata produksi tahun kemarin, 2025 sudah ada peningkatan meskipun belum signifikan di semua komoditas,” katanya.
Pada produksi sapi potong, rata-rata produksi tahun 2024 berada di angka 51.488 kilogram per bulan. Sementara catatan bulan Oktober 2025 menunjukkan peningkatan menjadi 53.114 kilogram.
Kondisi serupa terjadi pada produksi daging kambing. Tahun 2024, rata-ratanya berada di kisaran 23.444 kilogram per bulan, lalu naik menjadi 28.969 kilogram pada Oktober 2025.
“Peningkatan ini disebabkan munculnya peternak-peternak baru, tidak hanya produksi daging, susu sapi pun mengalami hal yang sama, karena ada pertambahan peternak cukup banyak di Botoputih, Dongko, dan Pule,” kata dia.
Roy memaparkan bahwa rata-rata produksi susu sapi selama 2024 mencapai 1.557.690,5 kilogram per bulan. Pada Oktober 2025, jumlahnya meningkat menjadi 1.600.504 kilogram.
Susu kambing menjadi komoditas dengan lonjakan paling tajam. Dari rata-rata produksi 4.963 kilogram per bulan pada 2024, kini meningkat menjadi 57.808 kilogram hanya dalam satu bulan Oktober 2025.
“Untuk komoditas lain, seperti ayam dan telur, produksinya juga meningkat karena banyak peternak baru. Untuk kebutuhan lokal, produksi telur tahun ini masih mencukupi. Namun untuk olahan dan konsumsi tinggi di momen Nataru, tetap ada impor dari tetangga, untuk tetap mengontrol pasokan di pasar,” ucapnya.
Rata-rata produksi telur ayam petelur pada 2024 adalah 185.970 kilogram per bulan. Sementara pada Oktober 2025, jumlahnya telah mencapai 367.812 kilogram atau hampir dua kali lipat.
Menurut Roy, kenaikan produksi sepanjang 2025 merupakan bagian dari pemulihan setelah wabah PMK pada tahun sebelumnya berdampak pada produktivitas sektor peternakan.
“Dinas tentu ingin petani makmur dan produksi meningkat. Tapi keberhasilan juga tergantung pada SDM petani, apakah mereka mau menerima bantuan dan perubahan atau tidak. Sekarang kami terus memberikan bantuan berupa pembuatan pakan, mesin chopper, dan bantuan lainnya di kelompok peternak secara merata,” katanya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor: Zamz















