Kabar Trenggalek - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, berhasil unggul dalam perolehan suara di Kabupaten Trenggalek pada Pilgub Jatim 2024. Ketua Tim Pemenangan Daerah Khofifah-Emil, Mugianto, menyampaikan bahwa rekapitulasi sementara menunjukkan pasangan tersebut memimpin dengan perolehan suara mencapai 57 persen.
“Kami mulai merekapitulasi suara sejak pukul 14.00 WIB, dan data yang masuk sudah sekitar 80 persen. Hasilnya, pasangan Khofifah-Emil unggul di hampir seluruh kecamatan di Trenggalek,” ungkap Mugianto.
Dari data sementara, pasangan Luluk-Lukman hanya meraih 4,5 persen suara, sementara Risma-Gus Hans memperoleh 39 persen suara.
Kritik Terhadap Kinerja Bawaslu dan KPU
Selain memaparkan keunggulan pasangan Khofifah-Emil, Mugianto juga melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Trenggalek. Ia menilai Bawaslu kurang tegas dalam menangani berbagai pelanggaran selama proses Pilkada.
“Kami berusaha menjaga integritas dalam pelaksanaan Pilkada, tetapi jika pelanggaran dibiarkan tanpa tindakan, itu akan menjadi catatan buruk dalam sejarah. Jika Bawaslu memang tidak mampu bekerja, lebih baik dibubarkan saja,” tegasnya.
Tak hanya Bawaslu, Mugianto juga memberikan catatan terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek. Ia menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih, meski anggaran besar telah digelontorkan.
“Kami di DPRD telah mengalokasikan anggaran yang besar untuk KPU, tetapi hasilnya tidak maksimal dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Hal ini mengecewakan,” jelasnya.
Dugaan Adanya “Orang Titipan”
Lebih lanjut, Mugianto menduga rendahnya kinerja KPU dan Bawaslu disebabkan oleh keberadaan anggota yang merupakan “titipan” dari pihak tertentu. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri terkait isu serupa.
“Banyak anggota KPU maupun Bawaslu yang merupakan hasil titipan, dan itu sangat kami sayangkan,” tutupnya.
Tingkat Partisipasi Masih Rendah
Berdasarkan data yang dihimpun, tingkat partisipasi pemilih di Trenggalek pada Pilgub Jatim kali ini masih belum optimal. Hal ini menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam proses demokrasi.
Editor:Bayu Setiawan