Kabar Trenggalek - Pembangunan infrastruktur pelosok di Trenggalek bakal disuntik anggaran Rp 2,7 miliar. Pasalnya Badan Anggaran (Banggar) DPRD Trenggalek mendesak agar tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) memanfaatkan tambahan anggaran pada perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Suntikan anggaran itu untuk pemeliharaan infrastruktur di luar dari dana pinjaman daerah pemulihan ekonomi nasional (PEN) ataupun pelosok-pelosok (yang belum tersentuh).
Wakil Ketua DPRD Trenggalek, Agus Cahyono, mengatakan, dari hasil rapat komisi-komisi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) mitra yang telah disampaikan ke Banggar, ada beberapa komponen yang berguna untuk mengoptimalisasikan perubahan APBD 2022.
“Adapun yang sifatnya sekadar masukan untuk optimalisasi,” ujar Agus.
Baca: Bangunan Proyek Infrastruktur dari Dana Hutang PEN Ternyata Baru 50 Persen Dikerjakan
Salah satu hasil laporan dari komisi, kata Agus, menyinggung tentang adanya tambahan anggaran sekitar Rp 2,7 miliar untuk belanja infrastruktur.
Mengetahui itu, Banggar telah memberikan masukan agar TAPD juga mempertimbangkan wilayah-wilayah dengan tingkat kerusakan infrastuktur yang parah.
Tak cuma melihat wilayahnya saja, melainkan juga mencari wilayah yang betul-betul belum tersentuh suntikan anggaran yang bersumber dari dana pinjaman PEN. Tujuannya adalah pemerataan anggaran di Kota Alen-Alen.
“Titik-titik kecamatan lain yang tidak mendapatkan pembangunan infrastuktur, agar nanti dianggarkan lewat anggaran pemeliharaan ini. Itu yang kami berikan sebagai masukan TAPD,” jelasnya.
Baca: Belanja Modal Anjlok, Infrastruktur Trenggalek Amburadul
Anggaran tambahan senilai Rp 2,7 miliar itu dapat berfungsi untuk peningkatan jalan, jembatan, atau sekadar untuk pemeliharaan rutin.
“Kalau yang di induk sudah habis, sudah terselesaikan. Harapan kita, titik-titik yang parah bisa diatasi pada momentum perubahan APBD 2022 ini,” tegasnya.
Di sisi lain, perubahan APBD 2022 ditargetkan bisa mengoptimalisasikan destinasi-destinasi pariwisata di Kabupaten Trenggalek, mengingat kasus Covid-19 sudah tidak lagi terjadi.
Baca: Bupati Trenggalek Gagal Capai Indeks Kepuasan Layanan Infrastruktur 2021
Sementara optimalisasi wisata itu salah satunya dengan mengintegrasikan sektor wisata di Kecamatan Watulimo.
“Ada anggaran untuk pemkab membuat event pada akhir pekan, dengan cara menampilkan budaya Trenggalek di sektor-sektor wisata,” ujarnya.
Salah satunya, lanjut Agus, dengan membuat perencanaan kegiatan di Kecamatan Watulimo, karena di situ ada beberapa sektor wisata yang belum saling terintegrasi.
“Misalnya, di Kecamatan Watulimo itu ada banyak titik pariwisata. Nah, bagaimana pariwisata itu bisa saling terintegrasi, jadi wisatawan bisa hadir di titik-titik tempat wisata tersebut,” tandasnya.