Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Peledakan Tebing di Bendungan Bagong Trenggalek Akibatkan Rumah Warga Rusak

KABARTRENGGALEK.com - Proses pembangunan Bendungan Bagong di Desa Sumurup dan Sengon mengakibatkan kerugian bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, proses pembangunan di tahap peledakan tebing dengan metode blasting itu mengakibatkan pecahan batunya mengenai dan merusak perumahan warga (08/08).
Bendungan Bagong yang berada di Desa Sumurup dan Sengon ini didesain dengan tinggi puncak 82 meter, panjang 620 meter, dan lebar 12 meter dengan luas genangan 73,45 hektare. Bendungan ini dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kempupera.
Bendungan Bagong membendung Sungai Bagong yang memiliki luas daerah aliran sungai (DAS) 39,95 km2 untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Bagong dan Pogalan seluas 1.021 hektare (ha).

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bagong Trenggalek, Budiono menjelaskan, bahwasanya pada hari Sabtu, (07/08/2021) melaksanakan peledakan material dengan metode blasting. Akibatnya, kurang lebih 8 rumah terkena hantaman material ledakan blasting tersebut.

"Sebebarnya volume jumlah blasting kami kurangi, sebelumnya 10 lubang dan kemarin itu hanya 6 lubang tapi yang 6 lubang tersebut malah mengenai permukiman warga sehingga atap rumah pecah," jelas Budiono saat dikonfirmasi.

Sekedar diketahui, Insiden ini pertama kali diunggah pada akun facebook milik Mas Han, isinya menjelaskan ledakan tebing itu membuat bebatuan berhamburan ke rumah warga. Ia juga menyertakan gambar atap rumah berbahan asbes yang berlubang akibat material batu. Ada juga gambar kaca bagian depan rumah yang pecah akibat material yang sama.

“Batu-batu berhamburan ke rumah warga Kami mohon solusi terbaik sebelum warga putus asa,” tulis seorang warganet di grup Facebook Info Seputar Trenggalek (IST).

Menurut Budiono, lontaran batu sejauh ratusan meter tidak hanya dipengaruhi daya ledak. Namun struktur batuan dan kondisi ketinggian tebing juga sangat berpengaruh, sehingga terpental mengenai rumah warga.

"Kebetulan di sana itu batunya jenis breksi, sehingga lemparan jauh. Kemudian posisi tebing itu menghadap ke arah Desa Sumurup. Kalau dari jarak sebetulnya rumah warga Sengon lebih dekat, hanya di atasnya lokasi ledakan, tapi justru tidak kena," jelas Budiono.

Menanggapi hal tersebut, Budiono tak tinggal diam. Pukul sembilan pagi (08/08) langsung bergegas mediasi bersama pihak terkait untuk menjadikan polemik ini tidak liar terjadi di masyarakat.

"Tadi sudah ada mediasi, dan kami bersepakat untuk melakukan ganti rugi kepada masyarakat yang terkena dampak ledakan blasting tersebut,".ujar Budiono. (kbrt)

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *