KBRT - Pemkab Trenggalek memastikan perbaikan infrastruktur jalan skala besar baru dapat dimulai pada 2026 setelah nilai pinjaman daerah yang diajukan mencapai Rp70 miliar.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, menjelaskan bahwa sebagian besar dana pinjaman akan difokuskan untuk menangani ruas-ruas yang kondisinya paling mendesak.
Dari total pinjaman tersebut, sekitar Rp40 miliar dialokasikan untuk peningkatan dan pemeliharaan jalan, sedangkan sekitar Rp30 miliar lainnya ditujukan untuk mendukung program peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
Salah satu ruas dengan kebutuhan anggaran terbesar adalah Krandegan–Gandusari yang memerlukan dana hingga Rp11 miliar.
Berikut 11 ruas jalan yang masuk daftar prioritas Pemkab pada 2026:
- Wonorejo – Senden, Senden – Pakel — Pemeliharaan Berkala — Rp10 miliar
- Krandegan – Gandusari — Pemeliharaan Berkala — Rp11 miliar
- Bungur – Sentolo — Peningkatan Jalan — Rp2 miliar
- Goa Lowo – Pelem — Peningkatan Jalan — Rp2 miliar
- Kampak – Brenggolo, Brenggolo – Simpang 3 Buluroto — Peningkatan Jalan — Rp2 miliar
- Baruharjo – Gador — Peningkatan Jalan — Rp1 miliar
- Sukowetan – Mlinjon — Peningkatan Jalan — Rp1,5 miliar
- Kerjo – Salamrejo — Peningkatan Jalan — Rp1,5 miliar
- Simpang 5 Kasrepan – Nglinggis — Peningkatan Jalan — Rp2 miliar
- Kertosono – Banteng — Peningkatan Jalan — Rp2 miliar
- Dongko – Pringapus, Pringapus – Kampak — Pemeliharaan Berkala — Rp4,335 miliar
Doding menyebutkan bahwa pemerintah daerah semula merancang skema pinjaman dua tahap senilai total Rp100 miliar untuk 2025–2026. Namun rencana tersebut gagal direalisasikan.
“Pinjaman tahun 2025 tidak jadi. Kami akhirnya menggabungkannya menjadi pinjaman 2026. Tapi kemampuan pinjaman daerah hanya Rp70 miliar. Otomatis anggaran infrastruktur yang awalnya lebih besar ikut turun,” katanya.
Penyesuaian tersebut membuat beberapa paket pekerjaan yang seharusnya dikerjakan tahun depan harus digeser ke 2026 dengan volume yang sudah dikurangi.
Ia menambahkan bahwa kerusakan jalan di sejumlah wilayah saat ini berada pada level yang mengkhawatirkan sehingga tetap masuk prioritas meski anggaran dipangkas.
“Infrastruktur yang gagal kita kerjakan di Perubahan APBD 2025 tetap masuk 2026. Nilainya sudah kita sesuaikan dengan kemampuan pinjaman yang kini hanya Rp70 miliar,” ujar Doding.
Kabar Trenggalek - Politik
Editor:Zamz













