Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Musrena Keren Trenggalek, Mas Ipin Sentil Tiga Kunci Pokok Pembangunan Inklusi

Musrena Keren adalah musyawarah perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan. Musrena Keren itu sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah di Trenggalek tahun 2024 mendatang.

Dalam agenda Murena Keren Trenggalek pada Selasa (08/03/2023) itu digali lebih detail tentang usulan dari kelompok rentan. Dengan demikian, hal ini bisa menjadi jawaban bahwa pembangunan di Trenggalek memiliki ruang inklusi untuk kelompok rentan.

Musrena Keren Trenggalek berlangsung di destinasi wisata edukasi pertanian Fish Garden Desa Widoro Kecamatan Gandusari. Kegiatan itu dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Unicef, dan Kelompok Rentan.

Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek, saat sambutan menerangkan, kalau memang betul-betul menjalankan amanah konstitusi membangun Indonesia yang inklusi, harus serius dan konsisten.

Amanat konstitusi itu 'melindungi segenap tumpah darah,' berarti diartikan 'no one left behind' di dalam SDGs. Hal itu adalah bagian dari konstitusi yang paling dasar yaitu UUD 1945.

"Pada tahun 2024 ada tiga hal utama yang kami sasar, pertama melestarikan lingkungan hidup, mendekatkan pelayanan, dan pengentasan kemiskinan ekstrim," kata Mas Ipin.

Melestarikan Lingkungan Hidup

Optimis: Peserta Musrena Keren di destinasi wisata edukasi pertanian Fish Garden Desa Widoro Kecamatan Gandusari dari kelompok anak menyampaikan usulan | Foto Kominfo Trenggalek for Kabartrenggalek.com

Dalam upaya melestarikan lingkungan hidup, Mas Ipin menekankan kegiatan yang diselenggarakan tak harus berbasis anggaran. Artinya, dalam sisi pergerakan harus dipandang dan diukur lebih kuat.

Mas Ipin mencontohkan terkait pelestarian lingkungan yang lebih dekat dengan rumah tangga. Seperti ibu rumah tangga memilah sampah organik dan sampah plastik.

"Apakah ibu rumah tangga sudah baik dalam hal mengurangi sampah plastik saat melakukan belanja sayuran di pasar, kemudian teman teman disabilitas bagaimana manajemen sampahnya," terang Mas Ipin.

Di sisi lain, Trenggalek adalah wilayah yang rawan bencana. Seperti banjir lalu, bagaimana pemetaan Pemkab Trenggalek terkait kelompok rentan dan disabilitas yang kena dampak banjir.

"Seperti contoh di Kelurahan Tamanan, rumahnya tidak lantai 2, namun di dalam rumahnya ada panggung untuk tempat evakuasi mengungsi sementara. Namun kemarin juga minta tali dan ban untuk evakuasi dan mitigasi bencana berbasis kelestarian lingkungan hidup, sebelum petugas datang," tegas Mas Ipin.

Tak ayal, Bupati muda itu juga meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memetakan mitigasi bencana itu. Kemudian, anak sekolah dalam melestarikan lingkungan ini sudah melalui program adiwiyata dan mampu melestarikan lingkungan sekitar.

"Kalau Sudah seperti itu sejalan dengan program kami. Sebentar lagi, kami semua valuasi dan monetisasi soal kelestarian lingkungan. Karena setiap langkah yang mengurangi dampak karbon bisa menghasilkan valuasi nilai ekonomi karbon," tandasnya.

Mendekatkan Pelayanan Kepada Masyarakat

Bupati Trenggalek, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Unicef, dan Kelompok Rentan membahas musrena keren di destinasi wisata edukasi pertanian Fish Garden Desa Widoro Kecamatan Gandusari | Foto Kominfo Trenggalek for Kabartrenggalek.com

Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat juga menjadi bagian rumusan dalam Musrena Keren Trenggalek. Mas Ipin menerangkan OPD harus aktif, jangan menunggu masyarakat mengeluh dulu.

Kendati demikian, pelayanan terhadap kelompok rentan dan disabilitas seharusnya dari OPD yang harus turun langsung. OPD juga harus mencari masalah untuk diselesaikan ketika turun ke masyarakat.

"Maka dari itu setiap OPD harus mengkampanyekan nomor lapor jadi biar tahu masyarakat mana yang harus betul betul menjadi prioritas pelayanan di Trenggalek ini," tegas suami Novita Hardini Mochamad.

Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Pertunjukan pentas seni tari dalam gelaran Musrena keren di destinasi wisata edukasi pertanian Fish Garden Desa Widoro Kecamatan Gandusari | Foto: Tri Yulik S (Tirex)

Kemiskinan ekstrem di Trenggalek masih menjadi fenomena dan pekerjaan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Tak ayal, dalam Musrena Keren Trenggalek, Mas Ipin meminta pengentasan kemiskinan berbasis inklusi.

Dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di Trenggalek Mas Ipin memberikan peran kepada perempuan, anak dan kelompok rentan. Kemudian terjadi indeks ekonomi berbasis inklusi di Trenggalek.

Pasalnya jika ekonomi berbasis inklusi berjalan pasti perkembangan ekonomi keluarga baik. Gizi anak juga tercukupi, pendidikan aman dan tentu mampu menekan angka stunting di Trenggalek.

"Makanya kami bergeraknya harus berdasarkan data konkret. Mana dulu yang harus kami selesaikan terkait Ekonomi Inklusif. Data itu memuat di dalamnya ada disabilitas berapa, kemudian ada kelompok rentan, sehingga intervensi pembahasannya enak," ungkap penulis buku Soekarno Menerjemahkan Al Quran, itu.

Sisi lain dari forum tersebut, banyak pemikiran yang disampaikan oleh perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan, langsung kepada Mas Ipin.

Mulai permintaan pelatihan IT dari perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga hingga perbaikan layanan untuk disabilitas kelompok rentan, khususnya angkutan pelajar.

"Kita juga kerja sama dengan UNICEF terutama untuk [mengatasi] anak yang tidak sekolah [ATS] sama sekali. Bagaimana kita punya gerakan kembali belajar, dengan harapan IPM [Indeks Pembangunan Manusia] kita menjadi lebih baik," lanjutnya.

Musrena Keren digelar di setiap kecamatan dengan harapan bisa menghimpun pemikiran dari perempuan, anak-anak, disabilitas, dan kelompok rentan.

"Ada beberapa masukan yang nantinya kita akumulasi dengan hasil Musrena dari kecamatan lain sebelum kita kumpulkan dan kita bawa ke Musrenbang untuk APBD 2024," tandasnya.