Selain sosok Antareja dan Bambang Wisanggeni, Baladewa termasuk tokoh wayang yang disingkirkan dari perang Bharatayudha. Dalam perang titik darah penghabisan antara Pandawa dan Kurawa tersebut, Baladewa dibanned alias tidak diperkenankan untuk ikut berperang.
Alasan Baladewa disingkirkan dari perang Bharatayudha sama seperti Wisanggeni dan Antareja. Baladewa masih bersaudara dengan Prabu Kresna. Sehingga, dalam hal kesaktian bisa dipastikan bahwa dirinya memiliki kesetaraan dengan adiknya.
Sebelumnya, Prabu Baladewa waktu mudanya bernama Kakrasana, putra Prabu Basudewa, Raja Negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah.
Baladewa lahir kembar bersama adiknya, Krisna, dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi Subadra atau Dewi Lara Ireng, puteri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Nyai Sagopi, seorang swarawati keraton Mandura.
Lakonnya dalam kisah pewayangan jawa, seperti yang dibawakan Ki Seno Almarhum, meski memiliki kesaktian yang luar biasa, Baladewa bisa dianggap sebagai salah satu tokoh yang jenaka. Hal tersebut disebabkan sifatnya yang mudah marah keras hati. Sehingga sering digoda dan dijahili oleh Bagong, anak Semar.
Meski demikian, Baladewa memiliki sifat pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir mempergunakan gada, sehingga Bima (Pandawa) dan Duryodhana (Kurawa) berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nanggala dan Alugara, keduanya pemberian Brahma.
Baladewa Disingkirkan dari Perang
Prabu Kresna memiliki Kitab Jitabsara yang berisi skenario perang Bharatayudha. Sebelum berperang, ia membuka kitab tersebut. Hingga akhirnya Kresna tahu jika Baladewa tidak memiliki musuh sepadan, sehingga jika ikut perang pihak Pandawa akan memiliki banyak kemenangan.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, perang Bharatayudha adalah perang suci. Yang mana kedua belah pihak harus memiliki kesaktian sepadan dan terjadi pertumpahan darah.
Jika Baladewa ikut berperang, maka yang terjadi pembantaian kilat dan perang Bharatayudha menjadi tidak suci. Oleh karena itu, Krisna, adik Baladewa, menipu kakaknya sendiri agar tidak berperang.
Baladewa juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal, Baladewa adalah lawan daripada Kresna. Kresna berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih.
Kresna menyiasati Baladewa untuk bertapa disebuah tempat yang direkomendasikannya, tempat tersebut adalah Grojogan Sewu. Permintaan dari sang adik ini turuti olehnya, sehingga ia benar-benar melakukan pertapaan di tempat yang ditunjukan Kresna.
Tujuan Kresna mengasingkan agar Prabu Baladewa di Grojogan Sewu agar tidak mendengar suara perang, sehingga Baladewa tetap diam dalam pertapaan.
Grojogan Sewu jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah air terjun seribu. Bisa diaktakan di tempat ini suara air terjun mampu meredam suara dari perang Bharata Yudha.
Selain itu Kresna berjanji akan membangunkannya nanti jika Baratayuda terjadi, padahal keesokan hari setelah ia bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Baratayuda dengan dahsyatnya.
Terima kasih sudah membaca artikel di Kabar Trenggalek. Semoga ulasan tentang 'Baladewa Disingkirkan dari Perang Bharatayudha' ini bisa bermanfaat untuk Anda semua.