Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Cerita Antareja Disingkirkan dari Perang karena Overpower: Ditipu Krisna Agar Bunuh Diri

Dalam lakon Mahabharata, diceritakan tokoh wayang di dalamnya memiliki kesaktian mandraguna. Kesaktian ini mereka pakai dalam perang besar yang dikenal sebagai perang Bharatayudha di padang Kuruksetra.

Dalam kisah perebutan kekuasaan oleh Pandawa dan Kurawa melalui perang Bharatayudha tersebut. Ada cerita menarik. Dari pihak Pandawa dikisahkan Antareja disingkirkan dari perang.

Alasan Antareja disingkirkan karena saking saktinya dan bisa membuat perang segera berakhir. Kesaktian yang dimiliki Antasena terlalu overpower hingga akhirnya dibanned dari perang.

Antareja atau Anantareja adalah seorang raja di negara Jangkarbumi, ia memiliki gelar Prabu Nagabaginda. Antareja masih bersaudara dengan Gatutkaca.

Antareja adalah anak dari Bima atau Wekudoro, anak kedua dari Pandawa. Ibunya adalah Dewi Nagagini, putri dari penguasa lautan dan Rajanya Para Ular, Bhatara Antaboga.

Tokoh wayang satu ini, Antareja, memang dikenal memiliki karakter pendiam dan sangat jujur. Ia sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda.

Selain itu, ia rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Anterja bisa dikatakan sebagai representasi seseorang yang memiliki kekuatan besar namun berwatak lugu atau polos.

Sebagaimana kesatria yang memiliki karakter terpuji, kesaktian Antareja pun tak perlu ditanya. Karena ia memiliki ajian Upas Anta yang diberikan oleh kakeknya, Bhatara Antaboga.

Dengan ajian ini, Antasena dengan mudah bisa menggugurkan lawannya hanya dengan menjilat bekas telapak kakinya. Kemudian, kulit dari Antasena ini juga kebal dengan senjata apapun, karena memiliki kulit Napakawaca.

Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian hidup kembali dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir.

Selain itu, kesaktian lain Antareja dapat hidup dan berjalan di dalam bumi. Antareja dapat mudah masuk ke dalam bumi dan berjalan di sana. Bahkan, karena kesaktiannya ini, Prabu Kresna sampai kewalahan mencari keberadaan Antareja.

Antareja Disingkirkan dari Perang

Foto wayang Antareja/Foto: Seputar Wayang (Instagram)

Dilansir dari berbagai sumber, disingkirkannya Antareja dalam perang masih ada campur tangan Sang Hyang Wenang. Apabila Antareja ikut dalam medan Perang Barata Yudha dapat dipastikan Perang Barathayudha akan selesai dalam setengah hari saja.

Jadi kehadiran Antareja dalam Perang Bharatayudha akan membuat tujuan perang yang tadinya suci menjadi gagal, sementara Perang Barata Yudha terjadi hingga 18 hari. Di satu sisi dalam aturan Perang Baratha Yudha, Kekuatan kedua pihak Pandawa dan Kurawa haruslah imbang dalam kesaktian.

Nasib dari Antareja sama dengan Bambang Wisanggeni dan Baladewa. Ketiga tokoh ini disingkirkan dari perang Bhratayudha karena saking saktinya. Bahkan, baik Antareja, Wisanggeni, dan Baladewa jika ikut berperang tidak ada musuh sepadan yang akan dihadapi. Selain itu, perang Bharatayudha akan berjalan sangat singkat.

Perang Bharatayuda adalah perang suci untuk merawat alam semesta. Dimana dalam perang tersebut diharuskan banjir darah dari kedua belah pihak yang berperang. Seandainya Antareja, ikut berperang yang terjadi bukan banjir darah tapi pembantaian kilat.

Dalam kisahnya, Antareja dibohongi Kresna untuk menjilat bekas telapak kaki musuhnya, namun sebenarnya ia tahu jika itu bukan bekas telapak kaki musuh melainkan telapak kakinya sendiri.

Karena sikap patuh dan tawadhu nya, dan juga memahami maksud dari perintahnya Kresna, Antareja menjilat bekas pijakan kakinya sendiri untuk mati.

Antareja meninggal menjelang perang Bharatayudha atas perintah Prabu Kresna dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai tabuk tawur (tumbal atau korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayudha.

Selain itu, perang Bharatayudha ini ada peraturan kedua belah pihak harus memiliki kekuatan dan kesaktian yang sama. Sehingga perang sengit bisa benar-benar terjadi.

Haanya saja sebelum muksa Wisanggeni dan Antasena berperang untuk
menggalahkan Betara kala dan Batari Durga yang merupakan sekutu Kurawa

Peperangan antara keduanya terjadi saat Betara Kala dan Batari Durga menuju ke kemah Kurawa, saat tugas terakhir ini selesai Wisanggeni dan Antasena muksa dan menuju ke swargaloka.

Terima kasih sudah membaca artikel di Kabar Trenggalek. Semoga ulasan tentang '

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *