Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Membanggakan, Siswi SD 1 Muhammadiyah Trenggalek Raih Juara Olimpiade Sains Tingkat Nasional

Matahari hampir sampai di atas ubun-ubun, jadwal waktu istirahat di Sekolah Dasar (SD) 1 Muhammadiyah Trenggalek pun tiba. Nampak siswa-siswi berduyun-duyun membawa makanan dan minuman yang dibopong tangannya.

Di sela-sela keramaian siswa-siswi SD 1 Muhammadiyah Trenggalek membopong makanan, ada juga siswa lain yang asyik bermain bola. Kaki kecilnya dengan lincah mengoper bola. Sembari jika bajunya tidak rapi, akan ada guru yang mengingatkan untuk dirapikan.

Di sebuah bangku pojokan ruangan, terlihat Yuhda Hafiya Ulin Nuha, akrab disapa Nuha, siswi SD 1 Muhammadiyah Trenggalek sedang duduk. Dengan ditemani seorang guru, dia nampak asyik bercengkrama.

Nuha adalah murid pendiam dan ramah pada teman-temannya. Namun, diam-diam pula dirinya telah berhasil menorehkan berbagai prestasi di usianya yang masih belia, sembilan tahun.

Dalam olimpiade sains yang diselenggarakan Divya Competition pada tanggal 28-29 Mei 2023 lalu, Nuha berhasil mendapat juara. Tak hanya dalam satu bidang mata pelajaran (mapel), dirinya mampu menyabet juara tiga mapel sekaligus. Yakni juara satu Bahasa Inggris, Juara dua Bahasa Indonesia, dan juara tiga IPA.

Saat diajak bercengkrama Kabar Trenggalek, Nuha merasa bangga sekaligus bersyukur bisa mendapatkan juara.

"Rasanya bisa menang olimpiade nasional itu sanang," ungkap Nuha dengan pelan.

Nuha bercerita, tidak hanya dirinya yang senang, orang tuanya pun juga turut merasakan kesenangan atas prestasi yang diraihnya. Bahkan ucapan selamat yang diberikan orang tuanya begitu membekas dalam hatinya.

"Selamat kak sudah menang olimpiade," ungkap Nuha menirukan ucapan orang tuanya.

Saat akan mengikuti olimpiade, Nuha mengaku sempat gugup. Dia khawatir ada soal-soal yang tidak bisa dia kerjakan.

"Biar rasa gugupnya hilang santai saja gitu, terus jangan dipikirin. Gimana nanti kalau ndak bisa ndak usah dipikirin, jadi santai saja," ucap Nuha.

Torehan tinta emas dalam bidang olimpiade sains ini bukan kali pertama bagi Nuha. Sebelumnya, dirinya telah mengikuti berbagai macam perlombaan serta kompetisi sains dan berhasil mendapatkan juara.

Yuhda Hafiya Ulin Nuha tunjukan piala dan medali penghargaan/Foto: Dokumen Nuha

"Dan itu sudah sering dapat juara satu, juara dua, juara tiga, harapan satu, harapan dua, harapan tiga. Pokoknya semua juara satu sampai harapan tiga sudah pernah," ucap siswi SD 1 Muhammadiyah tersebut.

Dalam persiapan olimpiade sains tingkat nasional yang diselenggarakan Divya Competition tersebut, Nuha mengaku persiapan belajarnya hanya satu hari dengan dibantu bundanya.

"Dari bunda motivasinya sering di kasih pesan. Ini lo kak teman-temannya bisa juara ini kamu juga harus bisa. Kamu kalau lihat teman-temannya berprestasi itu kamu merasa juga harus lebih belajarnya ditingkatkan," ungkap Nuha dengan matanya yang berkaca-kaca.

Nuha juga mengungkapkan, dirinya tidak segera berbesar hati atas prestasi yang diraihnya. Dirinya mengungkapkan akan terus belajar agar bisa menorehkan prestasi dalam kompetisi yang diikutinya di masa mendatang.

Karena Nuha mengaku punya cita-cita besar, yakni sebagai ilmuwan fosil atau arkeolog di masa depan.

"Mau bisa membanggakan orang tua, bisa menghafal Al Quran satu juz, mau tetap berprestasi, itu aja," harap Nuha.

Si Pendiam dan Gemar Berbagi

Anita Putri Hardianti, guru sekaligus wali kelas Nuha, mengungkapkan kebanggan atas prestasi yang telah diraih anak didiknya. Wanita yang bisa disapa Ustadzah Anita oleh anak didiknya mengaku, torehan prestasi tersebut adalah buah dari kerja keras dan rasa ingin tahunya dalam belajar di kelas.

Ustadzah Anita mengaku, Nuha adalah seorang tipikal anak pendiam saat di kelas. Namun, saat ada pelajaran yang sulit dipahami, Nuha selalu aktif maju menghampirinya untuk bertanya.

"Nuha itu sering tanya [waktu di kelas] tapi harus ke saya. Jadi tidak angkat tangan atau bagaimana. Biasanya kan anak-anak kalau tidak bisa angkat tangan, tapi kalau si Nuha ini langsung tanya ke saya," ungkap Uztadzah Anita.

Ustadzah Anita mengatakan, meski sudah sering berprestasi dan mendapatkan nilai tinggi di kelas, Nuha sangat gemar membantu temannya.

"Walaupun di kelas nilainya juga bagus tapi juga mau mengajari teman-temannya, mau berbagi. Jadi misalkan temannya tanya apa dia itu juga mau ikut bantu, tidak pelit ilmu. Friendly, kalem gitu, anaknya juga pendiam," ungkap Ustadzah Anita dengan tawa kecil.

Ustadzah Anita berharap, semoga semakin banyak siswa-siswi di SD 1 Muhammadiyah yang berhasil menorehkan tinta emas. Tak hanya dalam bidang olimpiade, melainkan di segala bidang yang digemari anak-anak didiknya.

"Semua ustadzah di sini bangga punya siswa-siswi yang berprestasi seperti ini," tandas Ustadzah Anita.

Merdeka adalah Kunci

Peserta didik di SD 1 Muhammadiyah Trenggalek bermain bola/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek)

Junianto Ikhsan Wahyu, Kepala SD 1 Muhammadiyah Trenggalek, juga turut bangga atas prestasi yang diraih Nuha. Tak hanya pada Nuha, melainkan juga kepada seluruh anak didiknya yang telah menorehkan tinta emas dalam segala bidang.

Saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek, Ikhsan mengungkapkan kurikulum yang diterapkan di SD 1 Muhammadiyah Trenggalek memiliki peran dalam mendidik siswa-siswinya.

"Kita itu sekarang kan kurikulumnya ada dua, ya, kurikulum merdeka dan kurikulum 2013. Kalau di bilang kami itu konsep kurikulum merdeka sudah diterapkan sejak lama. Seperti pembelajaran itu kan tidak hanya di dalam kelas, tapi itu sering pembelajaran langsung praktek di luar. Itu sering kami lakukan," ungkap Ikhsan.

Ikhsan berujar, bahwa kemerdekaan bagi peserta didik dalam belajar menjadi kunci. Karena dengan kemerdekaan belajar peserta didik bisa mengeksplorasi kemampuan bakat serta minat.

Ikhsan memberi contoh pada aktivitas belajar di SD 1 Muhammadiyah Trenggalek yang pernah dilakukan. Pada semester lalu, siswa-siswi SD 1 Muhammadiyah Trenggalek pernah diajak menjual hasil produknya ke pasar secara langsung.

"Kebetulan itu anak-anak menanam sawi, mereka jual sendiri. Kami mengajarkan bagaimana transaksi cuma di kelas, 'transaksi begini-begini'. Silahkan mau dijual harga berapa terserah anak-anak. Ya, kalau gurunya tetap mendampingi," ujar Ikhsan.

Selain itu, lanjut Ikhsan, di SD 1 Muhammadiyah Trenggalek terdapat ekstrakurikuler (ekskul) yang bisa mewadahi bakat dan minat peserta didik. Di memaparkan kegiatan ekskul meliputi Mendongeng, MTQ, MHQ, Tahfidz, Dai Cilik, Pencak Silat Tapak Suci, Vokal, Melukis, Hizbul Wathan, dan kelas tambahan untuk olimpiade sains.

"Jadi tidak hanya sekedar di akademiknya, di ujian sekolah-sekolah saja, tapi dari ekskulnya nanti bisa mendongkrak juga," ucap Ikhsan.

Dirinya juga mengaku, apa yang dijalankan di SD 1 Muhammadiyah Trenggalek adalah bentuk melanjutkan cita-cita dan ajaran Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, tentang Islam Berkemajuan.

"Visi kami unggul dalam prestasi, Islami dalam berkemajuan. Jadi keunggulan-keunggulan berprestasi itu harus didasari dengan keislaman itu, yang diajarkan oleh Mbah Ahmad Dahlan itu," ungkap Ikhsan.