Kabar Trenggalek - Kabut pagi hari menyelinap Alun-Alun Kota Trenggalek. Pancaran sang surya matahari mulai terasa hangat di kulit. Ratusan masyarakat mulai memadati Ruang Terbuka Hijau (RTH) pusat Kota Alen - Alen, Minggu (13/11/2022).
Tepat di depan Pendapa Manggala Praja Nugraha, ratusan masyarakat itu berkumpul. Tak ayal kumpulnya tu bukan tanpa sebab. Melainkan ada hajat memperingati milad organisasi islam terbesar di Indonesia yang sampai saat ini jasanya terkenang dalam historis kemerdekaan.
Milad Muhammadiyah ke-110 dan Aisyiyah ke-105 bukan perjalanan umur yang pendek di mata bangsa. Pimpinan apel tampak gagah mengenakan baret merah dengan pakaian bercorak loreng. Persyarikatan Muhammadiyah menyebutnya Komando kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).
[caption id="attachment_22866" align=alignnone width=1280] Suasana Milad Muhammadiyah ke-110 dan Aisyiyah ke-105/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Baca: Kronologi Tambang Emas Terbesar di Jawa yang Mengancam Hidup Masyarakat Trenggalek
Suara lantang pimpinan apel menembus sudut Alun-Alun Trenggalek. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, nampak gagah dengan baju Muhammadiyah yang melekat. Kala pasukan mengomando istirahat di tempat untuk mendengarkan pesan pembina apel, Mas Ipin memberikan untaian kata milad Muhammadiyah ke-110 dan Aisyiyah Ke-105 itu.
Bupati muda itu mengajak kepada seluruh elemen persyarikatan Muhammadiyah untuk menjaga keberlangsungan hidup. Salah satunya menjaga alam. Mas Ipin mengungkapkan terenyuh melihat kondisi saat ini. Seperti bencana melanda Trenggalek dalam dua bulan terakhir yang bertubi-tubi tiada henti.
[caption id="attachment_22865" align=alignnone width=1280] Barisan peserta milad Muhammadiyah ke 110 dan Aisyiyah ke 105/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Percuma kesuksesan diraih, apabila kami tidak peduli dengan kondisi lingkungan. Bencana menjadi refleksi bagi kami, bagaimana menjaga keseimbangan lingkungan," terangnya saat berada di podium apel milad Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Baca: Rakyat Trenggalek Geruduk Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Suarakan Tolak Tambang Emas
Menurutnya, kemajuan Trenggalek harus tumbuh melesat, namun harus tetap menjaga keseimbangan alam semesta. Karena tugas kami bersama-sama hidup berkelanjutan. Hal demikian menjadi tantangan berat dan komitmen bersama.
[caption id="attachment_22864" align=alignnone width=1280] Perempuan berseragam Tapak Suci Muhammadiyah/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Saya merasa senang bisa berkumpul dalam apel milad ini, karena mengingatkan saya bahwa awal revolusi, visi Muhammadiyah dahulu bahu membahu mewujudkan adanya kemerdekaan. Setelah kemerdekaan kemudian memastikan Indonesia ini utuh aman dan stabil," tegasnya.
Tak lupa, Mas Ipin juga berterimakasih atas komitmen bersama dalam menjaga keberlangsungan hidup di Trenggalek. Salah satunya Muhammadiyah telah membersamai dan satu misi bersama Bupati Trenggalek menolak ancaman bisnis ekstraktif tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) yang mencaplok 9 kecamatan.
"Terimakasih Muhammadiyah telah membersamai kami [Bupati Trenggalek] untuk berjalan bersama menolak tambang emas. Emas hijau inilah emas sesungguhnya. Banyak potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari mengolah alam ini dengan tanpa mengeksploitasi hasil tambangnya. Karena dengan eksploitasi akan menimbulkan kerusakan dan tentunya mengganggu keseimbangan," tandas Bupati yang mengagumi Soekarno itu.