Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Mayoritas Pelajar Trenggalek Masih Dapat Vaksin Covid-19 Dosis Pertama

Kabar Trenggalek - Percepatan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Trenggalek terus digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek. Vaksin Covid-19 juga penting bagi pelajar Trenggalek, supaya bisa menciptakan herd imunity (kekebalan kelompok) pada saat sekolah tatap muka, Kamis (04/11/2021).Kabupaten Trenggalek saat ini masih masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Oleh karena itu, percepatan vaksinasi dari mulai pelajar sampai lansia terus digencarkan.Berkaitan dengan hal ini, Totok Rudijanto, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Trenggalek memberikan penjelasan. Totok mengatakan, mayoritas pelajar Trenggalek masih mendapatkan vaksin dosis pertama."Untuk vaksinasi pelajar, dosis dua masih minim. Sekitar 16% dari jumlah pelajar di atas 12 tahun. Ini disebabkan karena ada yang belum masuk tanggalnya vaksin dosis dua," terang Totok.Baca juga: Sekolah Tatap Muka Trenggalek Dimulai, Vaksinasi Covid-19 Perlu DigencarkanHingga hari ini, masih ada sekitar 11% pelajar Trenggalek yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis 1 pertama. Hal itu dikarenakan adanya screening (penyaringan) sebelum melakukan vaksinasi Covid-19."Karena waktu screening itu pasti ditanya, memiliki riwayat sakit apa pelajar? Nah, dari screening itu bisa disimpulkan pelajar bisa mendapatkan suntikan vaksin atau tidak," ujar Totok.Totok mengatakan, pihaknya terus mengupayakan bagaimana pelajar nantinya bisa vaksin semua dosis pertama dan kedua. Sehingga, penularan Covid-19 di lingkungan sekolah bisa diminimalisir.Baca juga: Atap Sekolah di Trenggalek Ambruk, Perbaikan Masih Nunggu Tahun Depan"Tentu saya berkomitmen mengupayakan untuk vaksinasi Covid-19 secara merata di kalangan pelajar," ujarnya.Totok menjelaskan, Disdikpora Trenggalek juga menjalankan rapid test antigen secara acak kepada pelajar. Merujuk data Disdikpora Trenggalek, rapid test antigen secara acak di lakukan pada satu sekolah di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek.Belajar dari kasus Covid-19 di negara lain, vaksinasi untuk siswa yang sudah memasuki sekolah tatap muka ini menjadi sangat penting. Hal ini disampaikan oleh Tim Kawal COVID-19.Melalui artikel berjudul “Pentingnya Vaksinasi untuk Sekolah Tatap Muka”, Kawal COVID-19 menyampaikan pentingnya belajar kasus Covid-19 dari Malaysia dan Amerika Serikat.Baca juga: Sekolah Tatap Muka, Pelajar Trenggalek Terima Rapid Test Antigen Secara Acak“Di Malaysia, angka kasus COVID anak tahun 2021 (tahun berjalan) melonjak 25x lipat dari tahun 2020, dari 12.000 ke 310.000. Per tanggal 2 September 2021, ada 41 kematian COVID anak sementara tahun lalu hanya 6 kasus kematian COVID anak,” tulis Kawal COVID-19.Selain itu, gejala klinis yang tidak biasa juga dialami oleh anak-anak. Pada tanggal 8 September 2021, seorang dokter di Penang menyatakan dalam seminggu ada dua anak yang lumpuh setelah terinfeksi COVID-19.“Salah satunya, seorang anak usia 4 tahun mengalami kejang-kejang seminggu setelah sembuh dari COVID-19. Tiga hari kemudian, orang tuanya melaporkan bahwa anaknya tidak bisa berjalan. Kedua anak itu sehat dan tidak mempunyai komorbid sebelum terjangkit COVID-19,” jelas Kawal COVID-19.Baca juga: Sekolah Tatap Muka Trenggalek, Wali Kelas Bimbing Siswa SD Menerapkan Prokes Covid-19Kawal COVID-19 juga menegaskan, walaupun kasus kematian Covid-19 pada anak rendah, persentase kematian Covid-19 pada anak Indonesia 20 kali lebih tinggi daripada dengan persentase kematian Covid-19 anak di Malaysia.Selain Malaysia, ada kasus Covid-19 di San Fransisco, California, Negara Bagian Amerika Serikat. Data per 10 September 2021, sekolah di San Fransisco sudah buka selama tiga minggu dan tidak ada klaster penularan COVID di sekolah.“Alasannya? 90% pelajar berusia 12+ tahun sudah divaksinasi. NPR melaporkan, kasus COVID anak dan remaja di San Francisco tetap di bawah 20% dari kasus harian. Dan sebagian besar bukan tertular di sekolah, sementara di Amerika Serikat kasus anak melebihi 20% dari total kasus harian,” terang Kawal COVID-19.Baca juga: Universitas Negeri Malang akan Buka Kampus di TrenggalekBiro Kesehatan San Fransisco menegaskan, vaksin adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak-anak. Terlebih, sebagian besar kasus Covid-19 anak berasal dari orang dewasa yang belum divaksinasi dan menularkannya ke anak-anak yang belum divaksinasi.Oleh karena itu, Kawal COVID-19 memandang vaksinasi sebelum sekolah mulai dibuka sangatlah penting. Orang tua harus menanyakan apakah pihak sekolah, guru, staf dan para satuan pendukung sudah divaksinasi lengkap atau belum. Begitu juga para siswa SMP-SMA yang sudah bisa menerima vaksin Covid-19, sebaiknya divaksinasi terlebih dahulu sebelum kembali tatap muka.“Dan tentunya, perhatikan apakah sekolah sudah siap menegakkan protokol yang ketat di sekolah. Karena hanya perlu satu orang abai untuk memulai klaster penularan di sekolah,” tegas Kawal COVID-19.