Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Lele Dominasi Produksi Ikan di Trenggalek, Peternak: Pasar Terus Stabil

  • 09 Sep 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRTProduksi budidaya ikan di Kabupaten Trenggalek masih didominasi lele konsumsi. Dalam enam bulan pertama 2025, produksi lele telah mencapai setengah dari total produksi sepanjang 2024, menurut data Dinas Perikanan Trenggalek.

    Pasar yang terus terbuka membuat budidaya lele tetap berjalan bahkan cenderung meningkat.

    “Pasar ikan di Trenggalek memang dikuasai ikan lele. Peternak yang semakin banyak kadang suka tidak kebagian benih dari saya,” ujar Edi Sutrisno (53), pemilik tempat pembenihan lele Mina Bhaskara, Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan.

    Edi yang sudah menekuni usaha pembenihan sejak 2014 itu mengungkapkan kebutuhan benih lele terus meningkat setiap tahun. Namun, jumlah pembenihan di Trenggalek belum mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar.

    “Ada beberapa pembibit yang mendatangkan benih lele dari luar kota. Tapi pertumbuhan dan kualitasnya beda karena saat pindah kota ikan harus adaptasi dan stres,” kata Edi.

    Ia biasa menjual benih lele ukuran 5 sentimeter dengan harga Rp 120.000 per 1.000 ekor. Menurutnya, dominasi lele sudah berlangsung lama. Ia bahkan pernah mencoba mengembangkan benih gurame dan nila, tetapi kurang laku di pasaran.

    “Kalau di tempat saya itu kendalanya pertama air. Untuk mengisi ulang belasan kolam, sumurnya suka kering walaupun kemarau basah seperti ini,” jelasnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Dalam satu musim pembiakan selama tiga bulan, Edi biasanya menghasilkan 60.000 ekor bibit lele. Namun, pada produksi terakhir ia hanya mendapatkan 20.000 ekor karena keterbatasan air dan perawatan ekstra.

    Sementara itu, Suminto (50), peternak lele asal Dusun Alas Malang, Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, menuturkan pasar lele tetap stabil.

    “Sebanyak apa pun tetap laku. Paling sepi itu waktu Iduladha, tapi tidak sampai dua minggu sudah normal lagi,” kata pria yang akrab disapa Minto ini.

    Minto, yang mulai beternak sejak awal 2000-an, kini memiliki puluhan kolam. Ia menerapkan model pembesaran, dengan membeli lele dari peternak lain lalu menampungnya hingga siap jual.

    “Kalau total sekitar 70 sampai 80 ton lele bisa ditampung di kolam saya,” ujarnya.

    Menurutnya, lele mendominasi pasar karena harganya terjangkau dan sudah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat. Saat ini harga pakan lele dewasa stabil di kisaran Rp 300.000 per sak 30 kilogram, turun dari sebelumnya Rp 330.000.

    “Di pasar, harga lele sekarang Rp 20.000 per kilogram. Paling tinggi Rp 23.000,” terangnya.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:zamz

    ADVERTISEMENT
    SABGamehouse