Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Lebaran Ketupat di Trenggalek Bergeliat, Tradisi Lestari Selama Dua Abad

Arena Parfum
Tradisi Lebaran Ketupat di Trenggalek bergeliat. Pasca pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang membatasi masyarakat berkumpul, kini bertahan lestari. Bahkan terjadi kemacetan di ruas jalan Trenggalek-Tulungagung.Tradisi Lebaran Ketupat tumbuh dari lingkungan Pondok Pesantren. Semula dari budaya 'Sowan Kyai' saat hari ke-7 Idul Fitri, kini merambah menjadi tradisi yang bertahan selama dua abad.Lebaran Ketupat di Trenggalek bermula di Kecamatan Durenan sejak 1767 lalu. Pada tahun 2023, Lebaran Ketupat makin ramai di berbagai pelosok Trenggalek. Uniknya, setiap rumah di Kecamatan Durenan disediakan hidangan kuliner ketupat dan berbagai masakan khas.Bagi warga Kecamatan Durenan, Lebaran Kupatan merupakan warisan dari Mbah Mesir. Gus Yunus Fudl, salah satu keturunan dari Mbah Mesir, mengatakan Lebaran Ketupat itu dilakukan secara turun menurun.Gus Yunus menerangkan, pada zaman Mbah Mesir dulu, mulai lebaran kedua hingga ketujuh masyarakat tidak menerima tamu. Hal ini karena melaksanakan puasa sunnah syawal.[caption id="attachment_33753" align=aligncenter width=1280] Makam Mbah Mesir saat lebaran ketupat dikunjungi peziarah/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Menurut cerita Gus Yunus, Mbah Mesir menerima tamu Lebaran Ketupat, dan tidak ada perayaan sama sekali. Perayaan meriah selama ini menurut Gus Yusuf adalah inisiatif masyarakat.“Dahulu hanya santri saja yang silaturahmi ke masyarakat, dan tidak ada arak-arakan ketupat,” jelas Gus Yusuf.Keturunan Mbah Mesir menjelaskan, menerima tamu silaturahmi hanya malam dan dilanjutkan esok hari bertepatan dengan Lebaran Ketupat.“Untuk setiap rumah menyediakan ketupat sebanyak 200 sampai 300. Dan alhamdulilah berkah Mbah Mesir sudah menyebar luas ke lain Kecamatan Durenan,” ungkapnya.Lebaran Ketupat yang menjadi tradisi warga Durenan itu sudah dilakukan sejak tahun 1767. Hal demikian sesuai dengan berdirinya Pondok Pesantren Babul Ulum.“Jadi proses peringatan hari ketupat di pondok dulu, makan ketupat dan di doakan, tujuan lain juga untuk menjalin erat tali silaturahmi,” ujarnya.[caption id="attachment_33755" align=aligncenter width=1280] Forkopimda silaturahmi ke Pondok Pesantren Babul Ulum/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek, saat ditemui sejumlah awak media menerangkan Lebaran Ketupat tahun 2023 lebih meriah. Dari pantauan dirinya, banyak gang yang ramai merayakan."Alhamdulilah masyarakat Durenan merayakan dengan suka cita Lebaran Ketupat, hampir setiap gang mulai padat dan hilir mudik juga padat," terang Mas Ipin.Lebaran Ketupat di Durenan, Mas Ipin melirik untuk masuk dalam kalender wisata. Karena pada malam hari menjelang lebaran ketupat warga membuat tumpeng ketupat dan dibawa keliling kampung."Tadi dzurriyah Mbah Mesir juga mengatakan kegiatan malam hari [tumpeng ketupat] akan dilaksanakan terus menerus dalam lebaran mendatang," ujarnya.
Kopi Jimat

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *

This site is protected by Honeypot.