Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Lebaran Ketupat Durenan 2023: Sempat Dilanda Hujan, Antusiasme Masyarakat Tinggi

Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek terus dilestarikan oleh masyarakat. Meskipun sempat dilanda hujan sejak pukul lima sore (Jumat, 28/04/2023), antusiasme masyarakat tetap tinggi.

Masyarakat di Kecamatan Durenan rutin melangsungkan Lebaran Ketupat atau Kupatan. Bahkan, tradisi Lebaran Ketupat Durenan ini telah berlangsung dua abad lamanya.

Dimulai dari Mbah Mesir, tokoh masyarakat sekaligus sosok kiai dari Kecamatan Durenan. Mbah Mesir memulai tradisi Lebaran Ketupat ini sejak tahun 1767.

Gus Muhammad Al Haidar, keturunan Mbah Mesir, mengungkapkan keistimewaan dari Lebaran Ketupat yang rutin digelar ini.

Gus Haidar mengungkapkan, Lebaran Ketupat dilakukan setelah menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal. Lebaran Ketupat itu dimulai sejak tanggal dua sampai tujuh.

"Kami merayakan tradisi silaturahmi, dan alhamdulillah meskipun sudah dua abad, lestari sampai sekarang," ujar Gus Haidar.

Gus Haidar bersyukur Lebaran Ketupat tahun 2023 dapat kembali dilaksanakan. Meski telah diadakan selama bertahun-tahun animo masyarakat semakin tinggi.

Tradisi Lebaran Ketupat sampai saat ini tidak hanya diadakan di Kecamatan Durenan. Melainkan di daerah-daerah lain di Trenggalek turut mengadakannya juga.

"Kemudian daerah-daerah lain mengikutinya dan artinya perjuangan kakek saya itu diterima di masyarakat," ungkap Gus Haidar.

Gus Haidar bercerita, awal mulanya Lebaran Ketupat di Durenan ini tidak dilakukan dengan pawai atau arak-arakan ketupat.

Lebaran Ketupat diadakan dengan silaturahmi dari rumah ke rumah. Kemudian yang punya rumah menyuguhi makanan berupa ketupat dan disantap bersama-sama.

"Kalau pawai ketupat itu mungkin 2015-an nggih, sebelum 2015-an itu lebaran ketupat cuma diadakan secara open house," terang Gus Haidar.

Sebelumnya, arak-arakan ketupat berlangsung di pagi hari. Karena dengan pertimbangan keamanan dan ketertiban lalu lintas, arak-arakan ketupat diadakan di malam hari. Sehingga, kegiatan Lebaran Ketupat di Durenan berlangsung sejak tanggal 28 sampai 29 April.

Meski sebelum tahun 2015-an tidak ada arak-arakan ketupat, lanjut Gus Haidar, lebaran ketupat di Durenan tetap ramai. Bahkan di jalan raya dipadati kendaraan dan bisa macet.

"Ini kan ya bagaimanapun animo masyarakat desa sekitar sangat tinggi ya kami sebagai tuan rumah ikut berbangga, ikut berterima kasih kalau teman-teman dari sahabat-sahabat dari desa lain ikut nyengkuyung," ujar Gus Haidar.

Gus Haidar berharap agar masyarakat terus melestarikan tradisi kupatan ini. Serta, menerapkan ajaran Mbah Mesir, yakni puasa sunnah enam hari di bulan syawal.

Meski Hujan, Antusiasme Masyarakat Tinggi

Meski diadakan di malam hari, antusiasme masyarakat tetap tinggi/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek).

Lebaran Ketupat 2023 di Durenan ini tak hanya mendapatkan antusiasme dari masyarakat sekitar. Melainkan dari kecamatan lain turut ikut merayakan.

Salah satunya adalah Aji, masyarakat Desa Jati, Kecamatan Karangan. Ia rela berbondong-bondong menerobos hujan bersama keluarganya ke Durenan untuk merayakan Lebaran Ketupat.

"Tadi kebetulan di Karangan hujan deras, alhamdulillah di sini [Durenan] sudah mulai terang meski agak gerimis tadi," ujar Aji saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.

Aji mengungkapkan, dirinya selalu hadir setiap kali ada Lebaran Ketupat di Durenan. Menurutnya, tradisi ini identik dengan silaturahmi.

"Yang paling berkesan ya ini, arak-arakan ketupat," ungkap Aji.

Bahkan, Aji juga akan datang lagi ke Durenan di hari berikutnya, Sabtu 29 April 2023. Aji hendak bersilaturahmi ke keturunan mbah Mesir. Yang bertempat di Pondok Pesantren Babul 'Ulum.

"Karena kalau malam begini beliau kan lagi sibuk. Lebih longgarnya besok [Sabtu]," ujar Aji.

Aji berharap, semoga tradisi kupatan ini jalan terus dan menjadi ciri khasnya Trenggalek.

"Karena, sepertinya tradisi kupatan ini terkenal di mana-mana," tandas Aji.