KBRT – Setelah sukses menggoda lidah warga Tulungagung, Nasi Aroma SATUDUA kini resmi membuka cabang di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek. Lokasinya strategis, tak jauh dari Pasar Hewan Durenan, dengan suasana khas pedesaan yang adem dan menenangkan.
Berbeda dengan cabang pertamanya di Tulungagung yang lebih berkonsep rumah makan cepat saji, cabang Durenan tampil lebih cozy. Pengunjung tidak hanya datang untuk makan, tetapi juga bisa bersantai sambil menyeruput kopi dan menikmati hamparan sawah di sekitarnya.
“Kalau di Tulungagung konsepnya makan-minum-pulang, kalau di Durenan ini kami buat lebih nyaman. Ada ruang untuk duduk santai, ada kopinya juga,” ujar Muhammad Ovi Abdul Aziz, pemilik Nasi Aroma SATUDUA asal Kauman, Tulungagung.

Ovi menuturkan, ide membuka cabang di luar kota berawal dari tantangan sederhana.
“Ada yang bilang, kamu harus siap keluar dari zona nyaman Tulungagung. Akhirnya saya coba buka di Durenan. Sekalian ingin mencoba bisnis di beda kota,” katanya.
Cabang Durenan mulai buka pukul 09.00 hingga 23.00 WIB, lebih panjang dibanding jam operasional cabang Tulungagung. Di Durenan akan digelar grand opening pada Sabtu (11/10/2025) dengan menghadirkan menu spesial pembukaan: tambahan lauk iga dan koyor dalam varian nasi aroma barunya.
Konsepnya tetap sama—mengandalkan nasi dengan aroma khas tanpa nasi polos, dengan racikan bumbu yang kaya rasa dan aroma.
“Nasi Aroma SATUDUA itu cirinya di rasa dan aroma. Kami tidak akan pernah menjual nasi putih biasa. Ada nasi daun jeruk, nasi butter garlic, tutug oncom khas Jawa Barat, sampai nasi pedas dan aroma khas yang kami sebut nasi dajjal,” terang Ovi.

Uniknya, semua menu nasi di sini dimasak dengan berbagai pilihan varian nasi dan lauk tanpa batas arah rasanya. Setiap hidangan memiliki karakter beraroma khas dan kaya rasa, yang menjadi ciri utama Nasi Aroma SATUDUA.
“Semua menu nasi di sini punya varian berbeda dan tidak ada nasi putih biasa. Itu yang jadi pembeda kami dari tempat makan lain,” tambahnya.
Nasi Aroma SATUDUA berdiri sejak 3 Mei 2025 di Tulungagung. Awalnya, Ovi berjualan di emperan toko dengan modal seadanya yang sangat minim, hanya membuka lapak malam hari. Tak disangka, jualannya selalu habis setiap malam.
“Dulu di emperan toko, nunggu toko tutup jam 21.00, jam 23.00 sudah habis. Akhirnya dua bulan cari tempat dan buka di tengah kota,” kenangnya.
Kini, usaha yang dirintis sederhana itu berkembang menjadi bisnis kuliner dengan identitas kuat dan cita rasa khas. Tak hanya soal makanan, tempat ini juga menghadirkan live musik bernuansa jazz untuk menemani pengunjung bersantai.
Selain konsep tempat dan cita rasa, Ovi juga berusaha memberdayakan warga sekitar. Meski tidak mudah mencari tenaga kerja lokal, ia tetap berkomitmen melibatkan anak muda dari Durenan.
“Dari delapan yang melamar, hanya tiga anak lokal yang bertahan. Sisanya dari team inti Tulungagung. Tapi saya tetap ingin karyawan di setiap cabang nanti ada dari warga sekitar,” ungkapnya.

Ke depan, Ovi menargetkan ekspansi Nasi Aroma SATUDUA ke beberapa daerah lain seperti Kediri dan Malang.
“Kalau di kota bisa, ya kenapa tidak dicoba di desa. Ini jadi tantangan dan pengalaman baru,” ucapnya bersemangat.
Dengan menu yang beraroma khas, tempat yang nyaman, serta konsep kuliner santai tanpa menjual nasi putih biasa, Nasi Aroma SATUDUA Durenan membawa warna baru di tengah tren kuliner Trenggalek yang didominasi cafe dan coffee shop.
Kabar Trenggalek - Advertorial
Editor:Zamz