Edhie Baskoro Yudhoyono (Mas Ibas) kunjungi Trenggalek. Saat bertemu dengan petani, putra kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat keluhan soal keberadaan pupuk yang semakin jauh dari jangkauan petani.
Artinya, petani yang ada di desa mengeluh mahalnya pupuk dan minimnya stok pupuk subsidi. Menanggapi demikian Mas Ibas hadir dalam membawa aspirasi petani tersebut ke meja senayan jakarta.
Kondisi demikian pemerintah harus hadir, memberikan solusi atas keluhan masyarakat. Kemudian, petani mulai belajar memahami cara membuat pupuk organik yang memiliki manfaat menyuburkan tanaman.
"Harga pupuk mahal, kemudian stok minim, itu yang dihadapi petani saat ini. Aspirasi ini tentu akan kami bawa ke meja senayan, untuk segera diambil kebijakan yang lebih memihak keluhan petani," terang Mas Ibas.
Mahalnya harga sembako di Trenggalek juga didengarkan Legislator Ketua Fraksi Demokrat ini. Katanya, kondisi sembako yang mahal pemerintah harus segera hadir untuk melakukan stabilisasi harga.
"Kami harus dan wajib mendengarkan keluhan masyarakat, dalam setiap pertemuan kami teriak soal pemerintah hadir dalam menstabilkan harga sembako yang ada saat ini," tegas legislator Komisi VI DPR RI itu.
Upaya pemerintah dalam menstabilkan harga pasar yaitu dengan operasi pasar. Maka, jika harga sembako tinggi dengan adanya operasi pasar dianggap dapat menekan harga. Dengan demikian, permintaan sembako menurun karena ada operasi pasar.
"Dengan operasi pasar sembako yang ada dipasaran bisa dibandrol dengan harga yang pas atau stabil," tegas putra kedua Presiden SBY itu.
Mas Ibas mengatakan, upaya menekan harga pasar tidak hanya melalui operasi pasar saja. Namun, meningkatkan produktivitas masyarakat, dengan produktivitas yang tinggi mampu mempengaruhi harga dan kelangkaan.
Seperti hanya kemarau panjang, petani tidak bisa melakukan produksi. Maka untuk menggenjot produksi pertanian, pemerintah seharusnya memberikan alat dan mesin pertanian (alsintan). Sehingga, waktu menanam tidak menunggu hujan karena sudah ada alat.
"Kami ingin semua untung, petani, pedagang, dan konsumen dalam persoalan bahan pokok ini agar semua tidak rugi. Itu yang membuat alasan kami menyuarakan pemerintah harus hadir," tegasnya.