Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Kisah Pemikul Ikan di TPI Prigi, Angkat Ratusan Kilo Demi Nafkah Keluarga

  • 10 May 2025 08:00 WIB
  • Google News

    KBRT — Peluh membasahi wajah Siswanto (46) saat ia dan rekannya mengangkat keranjang berisi ikan segar dari lambung kapal ke daratan. Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Kabupaten Trenggalek, pekerjaan berat itu sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak empat tahun lalu.

    Pekerjaan sebagai pemikul, meski kerap tak terlihat di balik hiruk-pikuk lelang ikan, menjadi penopang penting dalam rantai distribusi hasil laut di pantai selatan Jawa itu. Bersama belasan rekan seprofesi, Siswanto setia menunggu setiap kapal sandar, tak peduli siang atau malam.

    "Kita di sini tidak tentu, Mas. Yang pasti kalau ada kapal sandar dan dapat ikan, mau itu jam 11, 12 malam, kita siap. Yang sering itu biasanya pagi," tuturnya sambil menghela napas.

    Sejak menekuni profesi ini pada 2020, Siswanto pernah merasakan masa-masa panen ikan melimpah. Saat itu, ia mampu memikul hingga 120 keranjang dalam sehari.

    "Kalau paling banyak itu waktu musim ikan, dapat mikul 120 keranjang, Mas," kenangnya.

    Namun, masa-masa sulit juga kerap datang. Saat tangkapan nelayan menurun, Siswanto hanya bisa memikul 20 hingga 30 keranjang per hari, bahkan terkadang pulang tanpa pekerjaan.

    Buruh pikul hasil tangkapan ikan di Trenggalek. KBRT/Mirza

    "Saat ini sepi, Mas. Tidak pasti dapat. Sehari paling ya sekitar 20-30 keranjang itu kalau ada. Bahkan sering juga tidak dapat," ucapnya lirih.

    Setiap keranjang yang dipikulnya memiliki bobot antara 120 hingga 160 kilogram. Biasanya, dua orang memikul satu keranjang dengan bambu sepanjang dua meter.

    "Beratnya satu keranjang itu bisa sampai 160 kg, paling minim ya 120 kg," ujarnya sambil memperlihatkan tali bambu yang menjadi sandaran beban di pundaknya.

    Siswanto dan para pemikul lain biasanya bekerja dalam kelompok dan memiliki pelanggan tetap, pedagang besar yang membeli dalam jumlah banyak. Tarif jasa pun bervariasi, tergantung jarak yang ditempuh.

    "Biasanya kita sudah punya pelanggan. Katakanlah pedagang besar beli 15 keranjang, itu sudah booking kami 2 sampai 4 orang. Kalau dekat ya Rp150 ribu, kalau jauh Rp200 ribu. Itu kemudian dibagi pemikulnya tadi berapa. Kalau dirata-rata per keranjang itu Rp15 ribu untuk 2 orang," jelasnya.

    Sebelum menjadi pemikul, Siswanto sempat menjadi nelayan. Ketika jumlah pemikul masih minim, ia memutuskan mencoba peruntungan di pekerjaan ini.

    "Awalnya karena waktu itu tidak ada yang memikul, Mas. Kemudian ikut-ikutan mikul, ya sampai sekarang ini," tandasnya sambil tersenyum tipis.

    Kabar Trenggalek - Feature

    Editor:Zamz