KBRT - Tradisi ziarah kubur atau nyekar menjelang bulan Ramadhan masih menjadi kebiasaan masyarakat di Pulau Jawa. Nyekar identik dengan menaburkan bunga di makam dan mendoakan arwah leluhur. Hal ini berdampak pada menjamurnya kios bunga sekaran, terutama di sekitar pemakaman.
Namun, di kios bunga Gondo Arum yang berlokasi di Dusun Sosutan, Kelurahan Ngantru, Kabupaten Trenggalek, penjualan bunga masih dalam kondisi normal meski Ramadhan semakin dekat.
"Kalau sekarang itu masih normal, berbeda dengan seminggu jelang Ramadhan atau setelah Lebaran," kata Mujiatin, pemilik kios Gondo Arum, saat ditemui pada Jumat (1/2/2025).
Kios yang telah berdiri sejak tahun 1930 ini awalnya dikelola oleh nenek Mujiatin, kemudian diteruskan oleh ibunya sebelum akhirnya dikelola olehnya sendiri sejak tahun 1980.
"Usaha ini sangat berjasa bagi kehidupan keluarga saya. Biaya sekolah enam anak saya sampai menikahkan mereka satu per satu dibantu dari usaha ini," ungkapnya.
Mujiatin menjelaskan bahwa lonjakan permintaan bunga sekaran biasanya terjadi mendekati Ramadhan atau setelah Lebaran, karena masyarakat menunggu kepulangan keluarga dari perantauan untuk berziarah bersama.
"Kebanyakan menunggu keluarganya pulang dulu baru nyekar. Jadi penjualan bunga meningkat seminggu sebelum puasa atau setelah Lebaran," tambah menantunya.
Terkait harga, kios Gondo Arum tidak mematok harga tetap untuk bunga sekaran.
"Kami tidak pernah mematok harga, tapi biasanya pembeli beli Rp 5.000 atau Rp 10.000. Kalau harga bunga mahal, kami hanya mengurangi takaran saja," jelas Mujiatin.
Selain bunga sekaran, kios Gondo Arum juga menjual perlengkapan untuk berbagai upacara adat Jawa, seperti prosesi pernikahan, tingkeban, hingga ruwatan.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Tri