KBRT - Menjelang Ramadhan, Megengan menjadi tradisi yang eksis di tengah masyarakat, dan kue apem tetap jadi hidangan wajib yang selalu ada di dalamnya.
Penjualan kue yang dimaknai sebagai sebagai simbol permohonan maaf ini meningkat saat Megengan mulai dilakukan masyarakat.
Yuliyon (72), warga Dusun Jarakan, Desa Karangsuko, pemilik toko kue dan pusat oleh - oleh Yuliyon di Pasar Sore, timur jalan raya. Ia mengaku mendapatkan pesanan kue apem lebih banyak daripada biasanya di momen Megengan ini.
“Walaupun harganya lebih murah daripada kue lain, pesanan apem meningkat cukup banyak saat mendekati bulan ramadhan ini,” ujar Yuliyon.
Pesanan kue apem yang diterimanya memiliki harga yang bervariasi tergantung pemesan, mulai dari harga 1.000 Rp hingga 5.000 Rp. Pembuatan pesanan dilakukan oleh Yuliyon sendiri dirumah bersama kedua anaknya.
“Sejak membuka toko dari tahun 1992 saat bulan puasa tiba kue apem memang banyak peminatnya, saya juga mempermudah pembeli dengan memasang harga yang bisa disesuaikan,” ungkapnya.
Selain menjual kue apem Yuliyon juga menyediakan berbagai kue basah maupun kue kering yang lain seperti serabi, mendut, putu ayu, donat, dan sebagainya.
“Semua dagangan adalah buatan rumah sendiri bersama kedua anak saya, karena merekalah yang akan melanjutkan dan mewarisi toko kue ini,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Sosial
Editor:Zamz