Kabar Trenggalek - Mie instan sering kali menjadi pilihan makanan alternatif yang mudah dijangkau, enak, murah, dan praktis. Namun, di balik kenikmatannya, terdapat risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Tidak jarang kita mendengar berita tentang seseorang yang masuk rumah sakit akibat terlalu sering mengonsumsi mie instan. Bahaya mie instan berasal dari kandungan bahan di dalamnya, seperti garam dan monosodium glutamat (MSG).
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Hyun Joon Shin, seorang fellow kardiologi klinis di Baylor University Medical Center dan mahasiswa doktoral epidemiologi nutrisi di Harvard School of Public Health, menemukan bahwa mengonsumsi mie instan dua kali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko sindrom kardiometabolik. Sindrom ini meliputi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, terutama pada wanita.
Penelitian tersebut difokuskan pada populasi Korea Selatan yang memiliki konsumsi mie instan per kapita tertinggi di dunia, di mana dalam beberapa tahun terakhir, negara ini mengalami peningkatan signifikan dalam masalah kesehatan terkait jantung dan obesitas.
Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Selain itu, mie instan juga mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA), yang digunakan dalam kemasan styrofoam untuk mie instan.
“Selain mengandung bahan pengawet, mie instan juga memiliki bahan kimia yang disebut bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mie dalam wadah styrofoam,” kata Dr. Shin.
Daftar Isi [Show]
Apa saja bahaya mie instan bagi kesehatan?
Menurut jurnal yang dibuat oleh Sumi Lestari, dkk., dari Prodi Psikologi Universitas Brawijaya Malang, yang merujuk pada penelitian Dr. Braden Kuo dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, terdapat beberapa dampak negatif konsumsi mie instan secara berlebihan:
1. Susah Dicerna oleh Tubuh
Mie instan membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk dicerna oleh tubuh. Selama mie masih utuh di saluran pencernaan, sistem pencernaan manusia harus bekerja ekstra keras untuk memecahnya. Hal ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan lain, dan tubuh juga cenderung menyerap zat aditif berbahaya, termasuk tertiarybutyl hydroquinone (TBHQ), yang merupakan bahan pengawet.
2. Kandungan TBHQ
TBHQ adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet untuk melindungi lemak dan minyak dari oksidasi, memperpanjang masa simpan makanan. Zat ini sering disebut memiliki fungsi sebagai antioksidan, namun penggunaan berlebihan dapat membahayakan kesehatan.
Konsumsi mie instan lebih dari dua kali seminggu dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme, yang mencakup gejala seperti obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, dan kolesterol.
4. Zat Karsinogenik
Beberapa merek mie instan ditemukan mengandung benzopyrene, zat penyebab kanker. Selain itu, MSG yang terdapat dalam mie instan dapat menyebabkan disfungsi otak dan kerusakan organ-organ vital, serta menimbulkan penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, dan kesulitan belajar.
Dengan banyaknya risiko kesehatan yang mengintai, penting untuk mempertimbangkan kembali frekuensi konsumsi mie instan dan memilih pola makan yang lebih sehat untuk menjaga kesehatan jangka panjang.