KBRT - Cuaca panas yang semakin meningkat akhir-akhir ini di Trenggalek tidak luput jadi perhatian, terutama di tengah perubahan iklim global yang menyebabkan suhu ekstrem.
Dalam kondisi ini, risiko kesehatan yang mengintai juga meningkat, sehingga penting untuk mengenali berbagai penyakit yang mungkin terjadi. Dari kelelahan panas hingga keracunan makanan, masyarakat perlu waspada untuk melindungi diri mereka dan orang-orang terdekat.
Daftar Isi [Show]
Kelelahan Panas
Salah satu kondisi kesehatan yang umum terjadi adalah kelelahan panas. Ketika tubuh tidak mampu mendinginkan dirinya sendiri, gejala seperti keringat berlebih, kulit pucat, dan pusing bisa muncul. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berlanjut ke sengatan panas (heatstroke), yang merupakan keadaan darurat medis.
Pada heatstroke, suhu inti tubuh bisa melonjak di atas 40°C, menyebabkan kulit menjadi panas dan kering, serta kebingungan hingga kehilangan kesadaran. Segera cari bantuan medis jika menemukan seseorang dengan gejala ini.
Dehidrasi
Dehidrasi juga menjadi ancaman serius di cuaca panas. Saat tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang bisa diganti, gejala awal seperti rasa haus ekstrem dan mulut kering akan muncul.
Jika tidak diatasi, dehidrasi dapat memicu kelelahan panas yang lebih berbahaya. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjaga asupan cairan sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan ini.
Keracunan Makanan
Selain isu-isu yang berkaitan langsung dengan panas, keracunan makanan juga meningkat selama musim panas. Bakteri seperti Salmonella dan E. coli berkembang biak dengan cepat pada suhu tinggi.
Makanan yang ditinggalkan di luar ruangan hanya dalam waktu singkat bisa menjadi tempat berkembang biak kuman. Oleh karena itu, penting untuk menyimpan makanan dengan benar dan memastikan semuanya dimasak hingga matang sebelum dikonsumsi.
Masalah Kulit
Masalah kulit, seperti ruam panas dan sunburn, juga perlu diwaspadai. Ruam panas muncul ketika keringat terjebak di bawah permukaan kulit, menghasilkan benjolan kecil berwarna merah yang gatal. Sunburn, di sisi lain, terjadi akibat paparan sinar UV yang berlebihan, yang dapat merusak kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit di masa depan.
Kelompok yang paling rentan terhadap efek cuaca panas meliputi bayi dan anak kecil, orang lanjut usia, serta individu dengan penyakit kronis seperti yang berkaitan dengan jantung atau paru-paru. Pekerja luar ruangan dan wanita hamil juga termasuk dalam kategori yang harus lebih berhati-hati. Memahami siapa yang berisiko sangat penting untuk langkah pencegahan yang lebih efektif.
Tips Mencegah Penyakit Saat Cuaca Panas
Untuk menjaga agar tetap aman dalam cuaca panas, WHO merekomendasikan beberapa langkah praktis. Pertama, pastikan untuk minum air secara teratur agar tubuh terhidrasi. Kedua, kenakan pakaian ringan dan berwarna terang, yang dapat membantu memantulkan sinar matahari.
Hindari aktivitas fisik pada jam-jam puncak panas, dan jika memungkinkan, gunakan kipas angin atau pendingin ruangan. Selain itu, penggunaan sunblock dengan minimal SPF 30 dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV. Pastikan juga untuk menyimpan sisa makanan dengan benar dalam lemari es dan memasaknya hingga matang sempurna.
Dengan wawasan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap berbagai risiko kesehatan yang muncul saat cuaca panas. Upaya pencegahan yang tepat tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar kita.
Sebagai langkah lanjut, peningkatan kesadaran akan dampak perubahan iklim dan edukasi tentang kesehatan di tengah cuaca ekstrem menjadi kunci penting untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Zamz













