Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Istrinya Ulang Tahun ke 33, Bupati Trenggalek Kado Buku 'Penghancuran Gerakan Perempuan'

Istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini ulang tahun ke 33 pada hari ini, Rabu (22/11/2023). Berbagai ucapan dan doa didapatkan oleh Novita, tak terkecuali dari sang suami, Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek.Uniknya, bupati yang akrab disapa Mas Ipin itu memberi kado buku kepada istrinya. Hal itu disampaikan Mas Ipin melalui akun Instagram resminya @avinml. Ia memosting foto bersama istrinya serta dua buku sebagai kado ulang tahun.Pertama, ada buku "Penghancuran Gerakan Perempuan (Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI)" karya Saskia E. Wieringa. Kedua, buku "Keadilan Gender dalam Islam" karya Qurrotul Ainiyah."Apa ekspektasi orang-orang dengan ulang tahun wanita tercantik di Kabupaten Trenggalek? Romantic dinner? Fancy things? Crowd surprise? Ternyata hanya buku berjudul 'Penghancuran Gerakan Perempuan' dan 'Keadilan Gender Dalam Islam' sebagai kado," tulis Mas Ipin di akun Instagram-nya.Mas Ipin menyampaikan, semakin bertambah usia, hidup yang dinikmati untuk diri sendiri semakin habis. Semua untuk pasangan, anak-anak, pengabdian kepada Tuhan, kepada tanah air dan bangsa.Mas Ipin mengatakan tentang bertumbuh bersama dalam perjuangan serta tidak ingin berhenti bertumbuh dan bergerak. Layaknya kayuhan sepeda, kedua sisinya harus sama-sama dikayuh agar terus berjalan. Ia berdoa semoga Allah memberi kekuatan."Semoga kamu happy ya sayang, btw itu yang pasang pita dan bikin mawarnya aku sendiri lo. Semoga kebahagiaanmu komplit karena selain buku kan aku kado kamu berlian. Apa itu berlian? Baliho bertebaran dan berkeliaran," tandas Mas Ipin.

Dua Buku Kado untuk Istri Bupati Trenggalek tentang Apa?

[caption id="attachment_47993" align=aligncenter width=1080] Buku Penghancuran Gerakan Perempuan, kado ulang tahun dari Bupati Trenggalek kepada istrinya/Foto: @avinml (Instagram)[/caption]Buku "Penghancuran Gerakan Perempuan" yang dijadikan kado Bupati Trenggalek kepada istrinya mengulas tentang perempuan tahanan politik korban kudeta G30S pada tahun 1965.Nursyahbani Katjasungkana, Koordinator Kartini Asia Network, dalam resensinya di goodreads, mengatakan buku "Penghancuran Gerakan Perempuan" berkontribusi besar dalam menguak sisi gelap dan digelapkan atas peristiwa kudeta militer 1965.Akibat tragedi itu, terjadilah pembunuhan massal masyarakat sipil tak bersalah serta upaya demonisasi salah satu organisasi perempuan terkuat pada zamannya. Hal itu sebagai dasar untuk melakukan pembungkaman bahkan upaya penghancuran gerakan perempuan di Indonesia.Sementara itu, buku kedua yang diberikan Bupati Trenggalek kepada istrinya dengan judul "Keadilan Gender Dalam Islam" membahas tentang bagaimana Islam memandang hal-hal pokok dalam perkawinan yang dianggap bias gender dari kaca mata mazhab Syafi’i.Listiani Ikawati, dosen Tadris Bahasa Inggris, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, dalam resensinya di laman syeknutjati, menyampaikan buku "Keadilan Gender Dalam Islam" memaparkan secara rinci tentang latar belakang Mazhab Syafi’I dan perkembangannya.Buku ini dilengkapi dengan aturan-aturan yang berkaitan dengan aspek-aspek perkawinan yang dianggap bias gender yang diatur dalam UU, KHI, CLD-KHI, CEDAW maupun hukum Islam. Sehingga, pembaca dapat membandingkan dan melihat perbedaan cara pandang dari tiap aturan tersebut untuk meningkatkan kesadaran terhadap kasus gender dan perempuan. (ADV: Kominfo Trenggalek)