KBRT - Penjualan kelapa parut di Pasar Basah Trenggalek mengalami penurunan meski santan instan dari berbagai merek kurang diminati di wilayah tersebut. Penurunan ini terjadi di tengah kenaikan harga kelapa yang telah berlangsung lebih dari dua bulan.
Sri Samiyati (61), pedagang kelapa parut di Pasar Basah Trenggalek, mengatakan penurunan penjualan sudah dirasakannya sejak harga kelapa naik pada bulan puasa lalu. Menurutnya, kurang diminatinya santan instan seperti merek Kara tidak secara langsung menaikkan penjualan kelapa parut miliknya.
“Sekarang dalam sehari 50 butir kelapa tidak sampai habis, padahal sebelum harga kelapa naik bisa lebih,” ujar Sri.
Sri menjelaskan kenaikan harga kelapa turut mempengaruhi harga jual kelapa parutnya. Namun, pelanggan tetap memaklumi kenaikan harga yang telah diberlakukan.
Menurut Sri, santan instan kurang diminati di Trenggalek karena rasanya berbeda dengan santan asli. Selain itu, beberapa masakan tradisional tidak bisa dibuat kecuali menggunakan santan asli.
“Seperti jadah itu tidak bisa dibuat kalau pakai santan instan,” jelasnya.
Sri sudah berjualan kelapa parut selama delapan tahun di Pasar Basah. Dulu, terdapat empat pedagang kelapa parut di pasar tersebut, namun beberapa berhenti karena sepi pembeli. Baru-baru ini, Sri mendengar ada pedagang baru yang mulai berjualan kelapa parut.
Ia menambahkan, kelapa dengan ukuran besar saat ini dijual dengan harga sekitar Rp15.000 per butir. Meski demikian, ia tetap melayani pembeli yang hanya memesan kelapa dengan harga di atas Rp5.000.
“6 ribu rupiah itu sekarang dapat setengah kelapa yang berukuran kecil, tidak seperti dulu yang sudah dapat yang besar,” ujar Sri.
Sri, yang merupakan warga Dukuh Sidomulyo, Kelurahan Sumbergedong, menuturkan bahwa penjual santan instan di Pasar Basah kini mulai langka. Namun, ia masih bingung mengapa penjualan kelapa parutnya tidak meningkat.
Menurut Sri, penjualan kelapa parut biasanya meningkat menjelang hari raya seperti Idulfitri.
“Kondisi pasar tidak selalu ramai, tapi untuk saat ini dagangan saya tidak ada penambahan,” tandasnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz