KBRT – Pasar hewan di Tamanan, Kecamatan Trenggalek, mengalami perubahan rutinitas dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pedagang beranjak pulang lebih cepat karena ternak mereka sulit terjual.
Kondisi paling dirasakan oleh pedagang kambing. Harga jual yang tak kunjung pulih sejak lebih dari satu tahun terakhir membuat keuntungan mereka menipis. Situasi berbeda hanya terjadi pada momen Hari Raya Iduladha ketika permintaan kambing meningkat.
Bunasit (60), pedagang asal Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan, mengaku kesulitan menjual kambingnya meski sudah menurunkan harga.
“Wah sekarang sudah tambah sulit, jualan kambing susah lakunya. Seperti milik saya ini dijual 1,3 juta saja beberapa kali ke pasar tak laku-laku. Padahal seharusnya harganya sampai 1,5 atau 1,6 juta kalau dulu,” ujarnya sambil memangkas bulu dombanya.
Ia menuturkan, harga kambing telah anjlok lebih dari setahun, dan dirinya tidak mengetahui penyebab pasti penurunan tersebut. Di rumah, ia biasa memelihara enam ekor kambing yang kemudian dijual di pasar.
Namun, saat ditemui sekitar pukul 09.45 WIB, sebagian besar pedagang sudah menggiring kambingnya pulang.
“Kalau sekarang ya begini pasar, jam 10 pagi saja sudah bubar. Padahal dulu sampai jam 12-an baru pulang. Ini saya selesai gunting bulu domba juga pulang ikut pedagang-pedagang lain,” kata Bunasit.
Menurutnya, penurunan harga kambing berdampak besar pada kondisi ekonomi keluarga. Modal usaha semakin berkurang, sementara kebutuhan hidup semakin meningkat.
“Ya jelas berpengaruh sekali, ibaratnya modal satu juta sekarang tinggal setengah juta. Padahal buat makan sehari-hari biayanya makin tambah,” ucapnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz