Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Halaman Sekolah di Trenggalek Longsor, Kerugian Capai Ratusan Juta

Kabupaten Trenggalek terus dilanda berbagai peristiwa bencana alam. Salah satunya tanah longsor di Kecamatan Panggul, yang mengakibatkan halaman sekolah longsor.Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek. Tanah longsor terjadi di RT. 24 RW. 08, Dusun Gebang, Desa Kertosono, Kecamatan Panggul.Awalnya, Sabtu (01/04/2023) mulai pukul 13.45 terjadi hujan dengan intensitas sedang-deras di Desa Kertosono, Kecamatan Panggul. Hujan itu mengakibatkan tanah longsor pukul 14.00 WIB."Akibat hujan tersebut tampungan air lahan pertanian milik Bapak Koiri dengan luas 50 m² jebol sehingga mengakibatkan Tembok Penahan Bangunan halaman SDN 2 Kertosono longsor dengan tinggi 4 m, lebar 3 m dan panjang 55 m," tulis BPBD Trenggalek.Atas peristiwa tersebut, BPBD Trenggalek melakukan cek lokasi. Karena tanah masih labil hari ini, maka belum bisa dilaksanakan kerja bakti untuk membersihkan material longsor."Mengimbau kepada guru dan wali murid agar waspada mengantisipasi terjadi longsor susulan mengingat cuaca masih hujan," jelas BPBD Trenggalek.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan cuaca di berbagai wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Oleh karena itu, BMKG memberi rekomendasi kepada pihak terkait sebagai berikut:

  1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
  2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
  3. Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.
  4. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
  5. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
  6. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
  7. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id.