Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tanah Longsor Jalur Trenggalek Ponorogo, Tebing 15 Meter Tutup Jalan

Kabupaten Trenggalek terus dilanda berbagai peristiwa bencana alam. Salah satunya tanah longsor jalur Trenggalek Ponorogo, yang mengakibatkan sebagian jalan tertutup.Informasi itu disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek. Tanah longsor terjadi di Jl. Nasional Trenggalek Ponorogo KM 17.800, RT 08 RW 03, Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu.Awalnya, Minggu (02/04/2023) mulai pukul 23.30 WIB terjadi hujan dengan intensitas sedang di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu. Hujan itu mengakibatkan tebing longsor."Tebing tinggi 15 meter lebar 10 meter longsor menutup separo badan jalan Trenggalek Ponorogo KM 17.800 sehingga arus lalu lintas dilakukan buka tutup bergantian," tulis BPBD Trenggalek.Atas peristiwa tersebut, BPBD Trenggalek melakukan cek lokasi dan pembersihan material longsor."Melakukan pemotongan pohon yang rawan tumbang diatas TKP longsor," terang BPBD Trenggalek.Pembersihan material longsor dilakukan dengan cara manual oleh pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN), karena alat berat mengalami kerusakan. Informasi terbaru dari Pusdalops BPBD Trenggalek, saat ini jalur Trenggalek Ponorogo sudah bisa dilewati.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan cuaca di berbagai wilayah Indonesia berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Oleh karena itu, BMKG memberi rekomendasi kepada pihak terkait sebagai berikut:

  1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
  2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
  3. Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.
  4. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
  5. Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
  6. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.
  7. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui Website BMKG https://www.bmkg.go.id.