Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini

Press ESC / Click X icon to close

Kabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari iniKabar Trenggalek - Informasi Berita Trenggalek Terbaru Hari ini
LoginKirim Artikel

Di Balik Rutinitas ASN Trenggalek, Rawat 45 Kambing dan Ciptakan Pakan dari Limbah Jagung

Seorang ASN di Trenggalek merawat 45 kambing perah dengan pakan limbah fermentasi yang menekan biaya, menghasilkan susu tanpa prengus, dan menarik minat peternak lain.

Poin Penting

  • Roy Rusino mengelola 45 kambing perah dengan metode pakan fermentasi.
  • Limbah tebon jagung dan kulit kedelai menjadi bahan utama pakan hemat.
  • Sistem ini mulai diikuti peternak dari Banaran hingga Gandusari.

KBRT – Di sebuah sudut RT 10 RW 05 Desa Banaran, Kecamatan Tugu, aroma fermentasi pakan muncul dari kandang kambing. Di tempat itulah Roy Rusino, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), menghabiskan waktunya sebelum berangkat bekerja. Sendirian, ia merawat 45 ekor kambing perah yang memenuhi kandangnya.

ADVERTISEMENT

Roy menjalankan semuanya tanpa bantuan pekerja. Ia mengandalkan inovasi pakan hemat berbahan limbah pertanian—tebon jagung dan kulit kedelai—yang berhasil memangkas biaya pakan hingga hanya sekitar Rp 1.200 per ekor per hari.

“Saya ingin mengajak masyarakat Trenggalek berinovasi, supaya bisa beternak kambing perah yang signifikan. Tanpa harus merumput setiap hari,” ujarnya.

Metode fermentasi ini memungkinkan Roy mengelola belasan induk, pejantan, hingga kambing-kambing muda dengan ritme yang lebih ringan. Dalam hitungannya, satu ekor kambing hanya membutuhkan tidak sampai 250 gram pakan fermentasi per hari.

“Sama sekali saya tidak merumput cari hijau-hijauan. Terkadang cuma beli setiap 2 minggu sekali. Keunggulannya, susu kambing yang tidak makan hijauan seperti ini tidak ada rasa prengusnya,” jelasnya.

Dari 45 kambing perah yang ia pelihara, enam ekor kini memasuki masa laktasi. Roy juga memelihara tiga pejantan ras Saanen, spesies kambing perah yang populer karena produksi susunya.

“Sekarang yang produktif bisa menghasilkan sampai 4 liter susu segar dalam sehari. Saya tidak melebihkan, kini saya cukup kewalahan melayani permintaan susu,” tuturnya.

Roy menuturkan bahwa sistem ini mulai diikuti sejumlah peternak, baik dari desanya maupun dari wilayah lain seperti Gandusari. Ia mendorong para peternak untuk mengadopsi cara pengelolaan yang menurutnya lebih efisien dan berpeluang besar memberikan hasil stabil.

ADVERTISEMENT

Bahan fermentasi yang ia gunakan terdiri dari tebon jagung kering 6 kilogram, konsentrat 4 kilogram, kulit kedelai 4 kilogram, serta campuran cair: tiga tutup probiotik, enam genggam garam, dan seperempat gelas tetes tebu untuk satu galon air. Semua bahan tersebut disimpan dalam tong selama sekitar satu minggu sebelum diberikan ke kambing.

“Tebon jagung dan kulit kedelai itu tidak ada yang beli. Dua bahan itu saya ambil dari masyarakat yang mau membuang. Paling cuma mengeluarkan ongkos buat orang yang mengumpulkan,” katanya.

Roy mengawali kandangnya dari nol dengan 27 ekor dara berumur 6–7 bulan. Langkah itu diambil agar ia dapat menunjukkan bahwa sistem pengelolaan yang tepat mampu mengurangi beban tenaga dan biaya, sekaligus menghasilkan susu yang tidak berbau prengus.

“Yang penting adalah cara pengelolaan yang benar, supaya susu tidak prengus atau bau. Semua saya mulai dari nol, dengan tujuan menginspirasi peternak lain di Trenggalek untuk berinovasi,” katanya.

Ia menambahkan, kambing-kambingnya tidak pernah menimbulkan polusi suara karena merasa nyaman. Menurutnya, kenyamanan hewan adalah bagian penting dari produktivitas.

Roy mulai merancang berbagai produk turunan susu kambing. Ia berharap suatu saat Trenggalek memiliki identitas baru di sektor olahan susu kambing.

“Yang pasti besok pertama saya bikin es krim, selanjutnya bisa dikembangkan lagi. Kalau saat ini masih jual susu segar saja dengan harga Rp 25.000 per liter,” ucap Roy, yang sehari-hari bekerja sebagai Pengadministrasi Perkantoran di Sekretariat Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek.

ADVERTISEMENT
Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Dukung Kami

Kabar Trenggalek - Feature

Editor: Zamz