Daripada Nganggur, Ibu Rumah Tangga Kecamatan Pogalan Jadi Buruh Cuci Botol
Kabar Trenggalek - Tumpukan botol jadi ladang ekonomi para ibu rumah tangga di Desa Ngetal, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Sudah satu tahun selama pandemi Corona Virus Disaese (Covid-19), mereka menjadi buruh cuci botol, Rabu (26/01/2022).Salah satu ibu rumah tangga itu adalah Gemi, perempuan kelahiran 1969 dari Desa Ngetal. Dalam satu hari, Gemi mampu melibas sebanyak 150 botol.Gemi bercerita, botol yang dicuci setiap harinya itu nantinya akan disetorkan ke pihak pabrik industri kecap. Lokasi pabrik kecap tak jauh dari rumah Gemi.Baca juga: Habiskan Rp. 1,2 M, Bekas Kantor Disdukcapil Trenggalek Disulap Jadi Taman dan Pujasera"Ya saya bawa ke pabrik, kan botol ini dari pabrik. Saya cuman menjadi buruh yang kerjanya sebgai pencuci botol," cerita Gemi, perempuan paruh baya itu.Menurut Gemi, sebelum botol itu di cuci, harus melalui tahapan penghilangan label. Gemi mendapatksn upah Rp. 5.000 untuk satu karung penuh berisi botol hasil cucian."Dalam satu hari, kurang kebih 150 botol saya cuci, setara dengan 2 karung. Jdi ya 10 ribu saya terima. Daripada nganggur di rumah," ujarnya.Baca juga: Cek Tarif Golongan Listrik Non Subsidi yang Harganya Naik Tahun 2022Buruh mencuci botol itu hanya dijadikan Gemi sebagai pekerjaan sampingan saja. Jika waktu longgar, dirinya mampu mencuci botol banyak. Sedangkan saat ada pekerjaan lain, ia lebih memilih melakukannya, seperti pekerjaan bertani."Yang paling penting itu cukup untuk biaya hidup. Karena kondisi ekonomi selama pandemi ya kaya begini," ucap Ibu dari dua anak itu.Gemi mengaku, tetangga sekitar banyak yang ikut bekerja sebagai buruh pencuci botol. Menurut Gemi, alasannya sama, yaitu daripada menghabiskan waktu sia-sia dan idak melakukan apa-apa."Warga sekitar banyak yang ikut buruh cuci botol, karena juga permintaan dari pabrik sangat banyak. Kalau mengandalkan sedikit orang, tidak akan mampu," tandas Gemi.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow