Sejumlah 13 kabupaten/kota di Jawa Timur dikepung kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hingga hari ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan jajarannya terus berupaya untuk memadamkan kebakaran.
Wahyu Eka Setyawan, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, memaparkan daftar luasan wilayah Kebakaran hutan di Jawa Timur. Data itu diolah dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kliping media, dan laporan masyarakat.
Daftar Luasan Wilayah Kebakaran Hutan di Jawa Timur
- Situbondo: 60 hektare
- Probolinggo dan Lumajang (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru): 660 hektare
- Batu, Mojokerto dan Pasuruan (Arjuno Welirang): 3910 hektare
- Tuban: 30 hektare
- Bojonegoro: 100 hektare
- Bondowoso: 71,5 hektare
- Kabupaten Mojokerto (Penanggungan): 59,27 hektare
- Ngawi (Jogorogo, Lawu): 63,95 hektare
- Probolinggo: 45 hektare
- Ponorogo: 24 hektare
- Kediri: 20 hektare
- Lumajang: 5 hektare
- Nganjuk: 1,5 hektare
Menurut Wahyu, karhutla di Jawa Timur merupakan bukti nyata dari krisis iklim. Jika ditotal dari data tersebut, karhutla mengepung kawasan hutan seluas 5,047.22 hektare di Jawa Timur. Mayoritas pusat karhutla berada di kawasan hutan, baik produksi, lindung maupun di area taman nasional.
"Kejadian karhutla dan kekeringan telah menjadi penanda bahwa kita tengah berada dalam situasi krisis iklim. Kejadian-kejadian bencana iklim telah melanda Indonesia khususnya Jawa Timur dalam 10 tahun terakhir," jelas Wahyu melalui rilis resminya.
Tercatat, wilayah paling parah yang mengalami karhutla adalah Pegunungan Arjuno Welirang (Batu, Mojokerto, dan Pasuruan) seluas 3910 hektare. Kemudian, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Probolinggo dan Lumajang) seluas 660 hektare.
BPBD Jawa Timur menyebutkan, untuk kawasan Arjuno Welirang, mayoritas titik api telah padam. Namun ada beberapa yang tetap mengeluarkan asap, seperti di Gunung Welirang. Kegiatan water bombing, menggunakan helikopter Superpuma PK-DAN dengan sasaran wilayah Sumber Brantas, Kota Batu.