Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Ciri-ciri Common Rail, Tekanan Hingga Akurasi Tinggi

  • 06 May 2025 11:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Pada sistem Common Rail, saat penyemprotan dan jumlah penyemprotan ditentukan oleh Kontrol Unit (Electronic Control Modul) dengan memperhitungkan informasi dari sinyal yang masuk. Informasi ini diperoleh dengan menggunakan sensor-sensor yang dipasang pada engine.

    Dengan injektor dan tekanan yang selalu siap, memungkinkan diperolehnya penyemprotan yang baik. Disisi yang lain jumlah penyemprotan bahan bakar akan sesuai dengan kebutuhan engine pada saat tersebut. 

    Dilansir dari buku Teknologi Injeksi bahan bakar mesin diesel karya Burhan Fazzry, Agung Nugroho, berikut ciri-ciri yang terdapat pada sistem ini.

    Bertekanan Tinggi

    Pada generasi pertama Common Rail, tekanan maksimal yang digunakan dalam sistem adalah 1350 bar, kemudian teknologi berikutnya menggunakan tekanan bahan bakar 1600 bar dan 1800 bar. Pada sistem common rail generasi paling akhir pada kendaraan penumpang sudah menggunakan tekanan bahan bakar 2000 bar bahkan lebih.

    Pembentukan Tekanan Tinggi Memerlukan Bagian yang Sedikit

    Komponen sistem tekanan tinggi pada sistem Common Rail yang paling penting adalah pompa tekanan tinggi. Didalam pompa tekanan tinggi sendiri hanya terdapat nok (cam), plunyer, barel dan valve. Sehingga bentuknya  bisa kompak. Walaupun terdapat 3 (tiga) plunyer, namun ketiganya hanya digerakkan oleh sebuah nok.

    Selain itu juga tidak membutuhkan penggerak pompa tersendiri. Ini jelas, karena pompa tekanan tinggi yang dibutuhkan oleh engine digerakkan oleh engine itu sendiri tanpa memperhitungkan ketepatan posisi pemasangan. 

    Ukuran Penyemprotan yang Tepat dengan Toleransi yang Kecil

    Dengan pengontrolan secara elektronis memungkinkan pemutusan dan penghubungan arus ke injektor berlangsung sangat cepat. Sehingga selisih jumlah penyemprotan antar silinder dapat diminimalisir.

    Ini menyebabkan tekanan hasil pembakaran pada tiap silinder relatif sama. Dengan demikian getaran poros engkol akibat perbedaan tekanan antar silinder semakin kecil. Ini yang memungkinkan getaran dan suara mesin semakin kecil. 

    Bebas dalam Memilih Tekanan Penyemprotan

    Tekanan penyemprotan bisa terjadi antara 250 sampai tekanan kerja maksimum sehingga didapatkan campuran yang baik, temasuk pada putaran rendah maupun beban yang kecil. Ini dimungkinkan karena salah satu dari silinder pembangkit tekanan pada pompa tekanan tinggi dapat di’off’kan agar tidak menghasilkan tekanan. 

    Tidak Ada Batas Momen Putar

    Tekanan pembakaran maksimal dan momen putar pada engine yang sudah menggunakan sistem Common Rail dibatasi sendiri oleh jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. 

    Saat dan Jumlah Penyemprotan Ditentukan oleh Kontrol Unit (ECM)

    Bebas dalam menentukan saat mulai penyemprotan awal, penyemprotan utama maupun penyemprotan lanjutan tanpa tergantung dari posisi nok. Ini bisa dilakukan karena proses penyemprotan dikendalikan secara elektronik oleh Kontrol Unit (ECM). Pengaliran arus ke injektor oleh Kontrol Unit (ECM) tergantung pada informasi dari sensor-sensor yang dipasang pada engine. 

    Dengan memperhitungkan informasi sinyal dari sensor yang masuk. Dengan injektor dan tekanan yang selalu siap, memungkinkan diperolehnya saat dan jumlah penyemprotan yang baik. 

    Akurasi Tinggi

    Tingkat akurasi pembagian bahan bakar yang tinggi, menjadikan getaran mesin kecil, putaran menjadi stabil dan emisi gas buang ramah lingkungan. 

    Kabar Trenggalek - Teknologi

    Editor:Zamz