KBRT - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Trenggalek menyatakan dukungan penuh kepada Eko Prayitno, guru Seni Budaya SMPN 1 Trenggalek yang menjadi korban kekerasan keluarga siswa. Insiden itu terjadi setelah Eko mengamankan ponsel milik salah satu siswanya.
Presiden Mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek, Ramadan Agung Prasetya, menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan karena merugikan orang lain, terlebih jika korbannya adalah seorang guru yang seharusnya dihormati.
“Kami memberikan dukungan penuh kepada Pak Eko dan mengawal jalannya kasus tersebut. Kejadian ini menjadi catatan bagi dunia pendidikan, guru yang seharusnya mendapat apresiasi justru malah mendapat tindakan keji,” kata Ramadan.
Ramadan menyayangkan sikap keluarga siswa yang bertindak gegabah dan tersulut emosi setelah mendengar ponsel anaknya diamankan pihak sekolah. Menurutnya, tindakan tersebut seharusnya bisa dihindari dengan mencari kejelasan dan titik temu bersama pihak sekolah, bukan dengan melakukan kekerasan terhadap guru.
“Tentu tindak kekerasan dan pengancaman tersebut menimbulkan trauma psikologis bagi guru beserta keluarganya,” ucapnya.
Ia menambahkan, pengamanan ponsel oleh guru adalah hal wajar karena menjadi konsekuensi bagi siswa yang menyalahgunakan ponsel saat jam pelajaran berlangsung.
Ramadan juga menegaskan bahwa tindak kekerasan terhadap guru harus ditangani secara serius. BEM STKIP Trenggalek, kata dia, akan terus mengawal proses hukum hingga korban mendapatkan keadilan.
Ia berharap Eko Prayitno tetap diberi kekuatan dan semangat dalam menjalankan tugas mendidik anak-anak bangsa.
“Keluarga korban dalam kasus ini juga terdampak. Mereka bisa saja mendapat trauma berkepanjangan karena insiden itu. Jika hal seperti ini dibiarkan atau tidak ditindak tegas, peristiwa serupa akan kembali terjadi di kemudian hari,” ujar Ramadan.
Kabar Trenggalek - Peristiwa
Editor:Zamz














